Manado – Pernyataan menarik diungkapkan Ferry Liando, akademisi Unsrat ini. Menurutnya, dengan adanya politik uang di Pilkada serentak ini akan menekan angka Golput (golongan putih/tidak memilih).
Pendapat Liando ini menjawab pertanyaan wartawan akan prediksinya terhadap tingkat Golput pada Pilkada 9 Desember mendatang, terkait adanya ancaman dari para pendukung pasangan Imba-Boby yang tidak diikutsertakan dalam Pilkada.
“Golput tidak dapat dijamin bahwa itu pendukung Imba-Boby. Karena alasan terjadinya Golput ada beberapa hal seperti tidak mendapat undangan memilih atau tidak terdaftar di DPT. Khususnya pemilih Ggolput dari pendukung Imba-Boby hanya dilakukan oleh massa militan saja. Jadi menurut saya Golput akan sangat kurang di Pilkada,” kata Liando.
“Dengan memberikan uang kepada pemilih menekan angka Golput. Dengan kata lain, paslon telah membantu KPU untuk mengurangi angka Golput. Kalau politik uang ini tidak dicegah, maka warga yang sudah menerima uang dari pasangan calon sudah menyatakan sikapnya mendukung calon itu. Bisa juga, warga yang datang ke TPS, untuk mencari tim sukses yang membagi-bagikan uang di saat pemilihan. Pastinya banyak yang seperti itu,” pungkasnya. (leriandokambey)