TOMOHON – Status Gunung Lokon di Sulawesi Utara diusulkan diturunkan dari siaga level III menjadi waspada level II ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung.
“Beberapa hari lalu kami sudah mengusulkan ke PVMBG Bandung agar status Gunung Lokon bisa ditinjau kembali dan diturunkan dari siaga level III ke waspada level II,” ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina, Minggu (3/10).
Ia mengatakan dari hasil evaluasi peningkatan kegempaan tidak terjadi signifikan. Di mana gempa vulkanik dalam hanya terjadi di bawah 10 kali dalam sepekan. Meskipun gempa vulkanik dangkal yang terekam frekwensi cukup banyak.
“Dari frekwensi gempa vulkanik yang terekam setiap hari bisa diprediksi letusannya akan seperti apa. Letusan tertinggi kami perkirakan akan mencapai ketinggian sekitar 700 meter,” kata Farid.
Selain itu dikatakan Farid, pertimbangan lainnya adalah mengurangi radius bahaya dan status Gunung Lokon. Kata dia, sekarang ini radius bahaya Gunung Lokon 2,5 kilometer dari bibir kawah.
Jarak radius bahaya ini menurut Farid, bisa diturunkan menjadi dua kilometer dari bibir kawah. Pertimbangannya, bila sewaktu-waktu terjadi peningkatan kegiatan, radius bisa diundur lagi menjadi 2,5 kilometer dengan tetap memertahankan statusya, waspada.
“Bila radius bahaya sudah diturunkan, tinggal ada kerjasama dengan pemerintah kota melalui kelurahan-kelurahan yang letaknya di daerah rawan bencana,” jelasnya.
Bila terjadi penumpukan energi selama 16 jam, atau tiga hari atau sepekan dan tidak meletus, menurut Farid, pos pengamatan akan mengusulkan statusnya kembali ke siaga level III.
“Setelah kami pelajari pola letusannya tidak akan mengancam warga meskipun letusan yang terjadi ketinggiannya di atas 400 meter. Tapi intinya mematuhi radius bahaya bencana,” imbuhnya.(don)