
Manado, BeritaManado.com – Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara mengungkapkan fakta yang cukup mengkhawatirkan: dari setiap 100 orang angkatan kerja di Sulut, sekitar 6 orang masih menganggur. Temuan ini berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2025.
Pengangguran yang dimaksud adalah mereka yang berusia 15 tahun ke atas, tidak bekerja, tetapi sedang aktif mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, atau sudah diterima bekerja namun belum mulai bekerja. Bahkan, termasuk pula mereka yang sudah berhenti mencari karena merasa putus asa.
Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, menjelaskan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 meningkat tipis sebesar 0,05 persen poin dibandingkan Februari 2024.
“Secara keseluruhan, TPT laki-laki tercatat sebesar 5,11 persen, lebih rendah dibanding perempuan yang mencapai 7,68 persen,” ungkap Aidil. TPT laki-laki mengalami kenaikan 0,13 persen poin, sementara perempuan justru turun 0,07 persen poin.
Yang mencuri perhatian, lanjut Aidil, adalah peningkatan pengangguran tertinggi terjadi pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dibandingkan tahun sebelumnya, TPT pada jenjang ini melonjak 1,46 persen poin, sementara lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) justru menunjukkan penurunan TPT masing-masing sebesar 1,39 persen poin dan 0,63 persen poin.
Jika dibandingkan dua tahun ke belakang, yakni Februari 2023, hampir seluruh jenjang pendidikan mengalami penurunan TPT—kecuali perguruan tinggi, yang justru mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,95 persen poin.
Tren serupa juga terjadi saat membandingkan dengan data Februari 2024. Jumlah pengangguran dari lulusan SMP dan SMA mengalami penurunan tajam, masing-masing sebesar 5,74 dan 1,37 persen poin. Namun, lulusan SD ke bawah, SMK, dan Perguruan Tinggi justru menunjukkan peningkatan.
“Peningkatan terbesar tercatat pada lulusan SMK, yaitu sebesar 4,07 persen poin,” tegas Aidil.
Temuan ini mengindikasikan pentingnya penyesuaian kurikulum dan keterampilan lulusan SMK dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah. Pemerintah dan institusi pendidikan pun diharapkan mengambil langkah serius untuk mengatasi tantangan ini.
(rds)