Manado, BeritaManado.com – Acara Puncak Diesnatalis Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) berlangsung sukses. Perayaan yang menghadirkan Putri dari Pahlawan Nasional G S S J Ratulangi ini digelar pada Kamis (22/11/2018), di Gedung Auditorium Unsrat, Manado.
Rektor Universitas Sam Ratulangi, Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA dalam pidatonya mengatakan bahwa bersyukur kepada Tuhan atas segala berkat kesehatan dan hikmat dapat bersama-sama keluarga besar Unsrat merayakan Dies Natalis dalam sidang senat.
“Selamat datang di Unsrat, tempat 27.776 Mahasiswa menimba ilmu dan mengasah bakat. Tempat dimana 1.548 dosen termasuk 99 Guru Besar bergiat melalui 11 Fakultas dan 3 Lembaga. Kami sepakat kembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” Kata Ellen Kumaat.
Ellen Kumaat mengungkapan bahwa Unsrat yang telah menduduki peringkat 31 Dikti dan 30 di Sinta, serta memperoleh status BLU dan jug terakreditasi A, bertekad menghasilkan sumberdaya dan karya sebagai institusi tumou tou, untuk memanusiakan manusia dengan visi menjadi Universitas yang unggul dan berbudaya.
“Globalisasi, lingkungan, radikalisme, fanatisme agama dan suku adalah sebagian tantangan yang butuh aksi terpadi Unsrat sebagai satu kesatuan yang harus saling bahu membahu. Bukan sekedar reputasi dan pencitraan yang kami buru, melainkan produk lulusan dan publikasi yang bermutu,” ujar Rektor 2 periode ini.
Dikatakannya bahwa Unsrat mendukung pembangunan sumberdaya manusia dan infrastruktur, revitalisasi maritim sebagai penghubung dengan efisiensi jalur optimalisasi produksi dalam negeri dan ekspor dengan parameter terukur, pelestarian lingkungan dan pemanfaatan efektif daerah yang subur, serta melestarikan local wisdom, budaya, dan nilai-nilai luhur.
“November adalah bulan bunga bangsa, bukan saja mengenang perjuangan di Surabaya, tapi juga lahirnya berkat bangsa pada November tanggal 5 Patriot Intelektual, founding father Indonesia yang pada institusi ini terpatri namanya,” kata Ellen Kumaat.
Ellen Kumaat menggambarkan Sam Ratulangi sebagai sosok yang Futuristik yang melihat Sulut bukan di pinggir. Ia juga melihat dalam diri Sam Ratulangi terdapat jiwa Patriot, Intelektual, serta wartawan yang gemar berpikir dan mencermati posisi geostrategic pasifik berada di bibir orientasi, di kancah pasifik lah Indonesia harus hadir. Negarawan sejati yang darinya banyak berkat mengalir.
“Telah menjadi pejuang dan teladan, terimakasih Sam Ratulangi, namamu selalu menjadi motivasi dan merdu bagai simphoni. Perjuanganmu menjadi modal terciptanya kehidupan harmoni,” kata Ellen Kumaat.
Tak lupa ia berterimakasih kepada Ibu Lanny, seorang anak dari Sam Ratulangi yang telah memberikan orasi ilmiahnya.
“Mangga dikumpul dekat papaya, tomat dan kubis bentuknya bulat, semoga unggul dan berbudaya, selamat dies natalis ke-57 Unsrat,” tutup Rektor mengakhiri Pidatonya dengan sebuah pantun.
(PaulMoningka)