MANADO – Neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dengan luar negeri pada periode Januari hingga September 2011 terjadi surplus 417 juta dolar AS, meningkat 116,4 persen dengan surplus hanya 192,7 juta dolar AS pada periode sama tahun lalu.
“Peningkatan neraca perdagangan Sulut dengan luar negeri terjadi karena kenaikan ekspor mencapai sebesar 109,21 persen lebih tinggi ketimbang impor yang hanya 83,13 persen,”kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dantes Simbolon, Kamis (3/11).
Nilai ekspor Januari-September 2011, lanjutnya, mencapai 515 juta dolar AS, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan tahun lalu hanya 246,2 juta dolar AS.
“Sementara impor memang mengalami kenaikan yakni dari 53,5 juta dolar AS menjadi 98 juta dolar AS, tetapi prosentasenya hanya 83,13 persen , lebih rendah ketimbang ekspor yang tumbuh 109,21 persen,” katanya.
Dia mengatakan, dengan neraca perdagangan yang terus meningkat tersebut pertanda bahwa lebih banyak pendapatan devisa yang masuk ke masyarakat Sulut ketimbang dana pengeluaran untuk membeli berbagai bahan kebutuhan daerah ini.
“Neraca perdagangan tertinggi terutama terjadi untuk perdagangan dengan Belanda, posisi ekspor ke negara tersebut sampai September sudah tercatat 152,1 juta dolar AS, sementara impornya hampir tidak ada, dengan demikian angka surplusnya sama dengan nilai ekspor,” katanya.
Permintaan komoditas unggulan Sulut pembeli Belanda, kata Dantes sangat tinggi, sementara hampir tidak ada produksi Belanda yang dibeli pelaku usaha di Sulut.(del)