MANADO – Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara dengan Jepang mengalami surplus 5,1 juta dolar Amerika Serikat. “Surplus perdagangan tercipta menyusul ekspor yang mencapai 5,2 juta dolar AS dibandingkan impor yang hanya 0,1 juta dolar AS,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dantes Simbolon, Senin (5/3).
Dantes mengatakan, posisi ekspor Jepang yang mencapai 5,2 juta dolar AS tersebut, menempatkan negara tersebut diurutan kelima sebagai penyumbang terbesar bagi Sulut.
Sementara dengan impor 0,1 juta dolar AS, maka Jepang berada diurutan tiga besar sebagai pemasok bahan kebutuhan bagi masyarakat Sulut.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan, posisi surplus perdagangan dengan Jepang tersebut terjadi hampir setiap bulan.
“Lebih banyak komoditas unggulan daerah ini yang dikirim ketimbang barang Jepang di Sulut, karena itu tren perdagangan terus terjadi surplus,” kata Hanny. Komoditas Sulut yang banyak dibeli pembeli Jepang yakni produk perikanan.
“Produk perikanan dengan kecenderungan terjadi peningkatan permintaan terutama ikan kayu dan ikan segar,” kata Hanny.
Ikan kayu terjadi ekspor hampir setiap bulan, karena masyarakat Jepang menjadikan komoditas ini sebagai bahan baku diolah menjadi makanan khas yang banyak dikonsumsi rakyat di negara tersebut.(jor)