Pangandaran – Terjun dan menjeburkan diri di kolam renang umumnya sudah dilakukan banyak orang, bahkan anak-anak. Namun bagaimana dengan hal serupa jika dilakukan di udara? Rasanya hal itu tidak semua orang berani melakukannya. Hal itu sudah dilakukan atlit terjun payung senior Sulut Pingkan Mandagi dan Petra Mandagi bersama dengan anggota tim lainnya.
Di sela-sela pelatihan siswa baru sekaligus persiapan dalam rangka pertandingan bulan Oktober 2017 di Manado, Pingkan Mandagi berkenan membagikan cerita kilas balik bakat terjun payungnya. Dikatakannya, pertama kali terjun yaitu saat masih duduk di bangku sekolah kelas 2 SMA tahun 191 lalu. Hingga saat ini Pingkan sudah terjun sebanyak hampir 2.500 kali.
Sang adik Petra Mandagi mulai terjun pertama kali pada tahun 1997. Sampai dengan saat ini Petra mengaku sudah sekitar 900-an kali terjun di berbagai ajak resmi maupun latihan. Semuanya itu dilakukan bukan semata-mata ada pertandingan, akan tetapi lebih dari pda rasa cinta akan olehraga dirgantara itu, sebagaimna dilakukan almarhum ayah Theo Mandagi.
Demikian juga hal senada dikatakan Petra Mandagi kepada BeritaManado.com, Sabtu (29/7/2017). Keduanya pun merupakan pewaris bagai olahraga bergengsi dari almarhum sang ayah Theo Mandagi. Tak hanya sekedar meneruskan bakat, capaian prestasi di tingkat nasional dan dunia pun turut tertulah kepada kedua kakak beradik ini bersama tim terjun payung Sulut lainnya.
“Ini adalah dunia dan hidup kami. Sebagai atlit terjun payung Sulut, kami berdua dan rekan tim lainnya berkomitmen memberikan yang terbaik untuk daerah. Namun demikian, sejalan dengan itu, kami juga berharap dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Sulut agar kami dapat terus berpresasi dan tetap mengibarkan panji Sulawesi Utara dan Indonesia,” kata Pingkan. (frangkiwullur)