
Manado – Perhatian masyarakat pun sontak tertuju ke lembaga DPRD Kota Manado, atas bergulirnya isu suap yang diduga dilakukan oknum calon anggota DPRD Kota Manado, kepada anggota Banmus untuk mempercepat paripurna PAW.
Ketua Umum Aliansi Masyarakat Transparansi Indonesia (AMTI), Tommy Turanagan menilai informasi adanya dugaan suap anggota DPRD Manado perlu mendapat perhatian Badan Kehormatan (BK).
”Kelihatannya anggota DPRD Manado di akhir masa jabatannya sudah mulai berani terbuka menghianati warganya sendiri. Dugaan suap yang diberikan senilai Rp. 5.000.000 per anggota Banmus, itu sebenarnya tidak sebanding dengan ekspektasi masyarakat. Kok, beraninya menghianati rakyat, kami mendesak BK mengambil langkah tegas,” ujar Turangan.
Lanjut ditambahkannya wakil rakyat semestinya memberikan contoh baik pada masyarakat. Turangan curiga bila dugaan saling sogok itu disebabkan adanya kenflik politik yang tidak sehat.
”Kalau pun itu telah sesuai prosedur, SK Gubernur sudah ada. Kan calon anggota DPRD baru tak perlu repot berikan uang lagi ke personil Banmus, biarkan saja mekanisme ini berjalan. Kelihatannya, dinamika di DPRD Manado sudah tidak sehat lagi, ada upaya saling ”membunuh” langkah. Bisa juga karena sahwat politik dari anggota dewan baru yang tak sabar menjadi wakil rakyat,” ungkap alumnus Unsrat Manado itu.
Di tempat terpisah, Rizal Dali salah satu anggota Banmus DPRD Manado mengaku belum mendengarkan informasi tersebut. Diakuinya Banmus baru akan merencanakan pembahasan lanjutan.
”Lalu pernah terjadi saling ”baku panas” antara sesama anggota Banmus. Makanya agenda rapat tertunda, selanjutnya baru akan ditentukan. Tapi, saya lihat dorongan untuk segera dilakukannya rapat Banmus begitu menguat di sidang paripurna kemarin. Terkait terima duit, saya baru dengar,” kata Dali yang juga anggota komisi C DPRD Kota Manado tersebut. (Amas Mahmud)