Tomohon, BeritaManado.com — Kota Tomohon, yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, dikenal sebagai destinasi pariwisata yang memiliki sejumlah atraksi wisata dengan keindahan alam, budaya lokal yang kuat, serta iklim sejuk.
Selain itu masih ada berbagai amenitas pendukung yang kini menjadi salah satu destinasi unggulan di Sulawesi Utara.
Dr. Drevy Malalantang selaku Staf Khusus Gubernur Bidang Pariwisata, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pelatihan Pengelolaan Kampung Wisata yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Jumat (16/5/2025).
Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan pengelola dari 44 kampung wisata yang ada.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program peningkatan daya tarik wisata berbasis lokal, dengan tujuan menjadikan kampung wisata sebagai destinasi unggulan yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Dalam sesi pemaparan, Drevy Malalantang membagikan materi bertajuk “Jurus Jitu Kelola Kampung Wisata”, yang berisi strategi pengelolaan kampung wisata mulai dari pemanfaatan potensi lokal hingga optimalisasi promosi digital.
Ia juga menekankan pentingnya transformasi dari wisata massal menuju wisata alternatif yang lebih menghargai budaya lokal, alam, dan keunikan desa.
Hal ini merupakan implementasi dari Visi Misi Gubernur Sulawesi Utara dalam hal Pariwisata, Budaya Dan Kearifan Lokal.
“Keberhasilan kampung wisata bukan hanya diukur dari jumlah kunjungan, tapi dari seberapa kuat komunitas lokal mengambil peran dan menjaga keaslian budaya mereka. Kearifan lokal adalah poin utama desa wisata,” ujar Drevy.
Dalam pemaparannya, Malalantang menyampaikan berbagai materi strategis terkait pengembangan kampung wisata.
Diantaranya adalah tren pariwisata masa kini yang bergerak dari wisata massal menuju wisata berbasis pengalaman dan kearifan lokal.
Ia juga menjelaskan klasifikasi desa wisata berdasarkan tahapan pengembangannya, mulai dari rintisan, berkembang, maju, hingga mandiri.
Selain itu, pendekatan pembangunan desa wisata dipaparkan secara menyeluruh melalui konsep ekosistem desa wisata yang mencakup lima unsur utama: atraksi, amenitas, aksesibilitas, aktivitas, dan sumber daya manusia unggul.
Tak kalah penting, ia menekankan peran kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Pentahelix, yang melibatkan unsur akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media dalam membangun kampung wisata secara terintegrasi dan berkelanjutan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi pemicu semangat dan komitmen masyarakat desa dalam mengembangkan potensi wisata yang dimiliki.
“Pemerintah berharap pengembangan kampung wisata di Tomohon dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan budaya, dan daya saing daerah. Juga sebagai wahana untuk melestarikan adat, seni, dan tradisi, termasuk tarian, musik kolintang, dan kuliner khas. Masyarakat agar tetap bangga terhadap identitas budaya mereka,” kata Drevy.
(***/srisurya)