Manado – dr Adrian Tangkilisan, dokter bedah yang menangani pasien Jamkesmas Femmy Kaligis membantah uang Rp 20 juta yang dibebankan kepada pasien untuk dirinya. Menurutnya uang tersebut untuk membeli alat yang tidak disiapkan rumah-sakit.
“Karena saya harus bekerja dengan alat. Saya profesional tidak mungkin mengurus pengadaan alat, pokoknya saya hanya ingin pasien ditangani dengan baik. Jadi saya membicarakan uang untuk membeli alat bukan untuk saya,” ujar dr Adrian kepada wartawan usai hearing bersama komisi 4 DPRD Sulut, Senin (30/9) sore.
Tambahnya, pembelian alat operasi akan menggunakan faktur atasnama pasien “Silahkan cek ke bagian pengadaan, berapa harga distributor dan alatnya. Sebagai dokter saya hanya ingin melayani pasien dengan baik, seningga saya perlu fasilitas karena bagaimana saya akan berperang tanpa peluru, tanpa senjata? Kalau dia mau membeli tentu fakturnya atas nama pasien,” jelasnya.
Diketahui, hearing komisi 4 Deprov menghadirkan Dirut RSUP Kandou dr Djolly Rumopa, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Juni Tampemawa dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Frangky Wurara, menantu dari pasien Femmy Kaligis mengungkapkan isi pembicaraan dirinya dengan dr Adrian Tangkilisan dalam rangka penanganan operasi Femmy Kaligis.
“Waktu itu saya tanya, dok untuk operasi kita butuh biaya berapa? Dokter Adrian begini, pakai tanggungan apa? Saya katakan pakai Jamkesmas. Dokter katakan harus siap 50 juta. Tapi kalau pakai Jamkesmas siap kurang lebih 20 juta,” tutur Frangky kepada anggota komisi 4 Idrus Mokodompit, Benny Rhamdani, Raski Mokodompit dan Feronika Ponto. (Jerry)