MANADO – Pengamat Politik dan Pemerintahan Sulawesi Utara (Sulut), Taufik Tumbelaka menyampaikan kritik atas kinerja sejumlah anggota dewan baik di kabupaten/kota maupun di DPRD Sulut yang dinilai mantan aktifis mahasiswa Universita Gajah Mada (UGM) tidak lagi ber-etika.
Pasalnya, sejumlah anggota dewan yang dijumpainya berprilaku arogan dan tak memahami etika kerja. “Saya rasa para anggota dewan ini perlu mendapatkan Bimbingan Teknis guna mengatur dan memberikan pemahaman pentingnya etika dalam kinerja dewan,” ujar Tumbelaka, sore tadi.
Tumbelaka mencontohkan kinerja anggota dewan yang kurang ber-etika, saat menunjukkan sikap arogansinya dalam kinerja dihadapan mitra kerjanya yakni Sekretaris Dewan (Sekwan). “Sering kali oknum perorangan anggota dewan ini membentak dan bersikap seenaknya saja terhadap sekwan, padahal sekwan merupakan pejabat eksekutif yang memiliki fungsi koordinasi terhadap anggota dewan, dengan kata lain bukanlah bawahan langsung dari para anggota dewan, melainkan mitra mereka dalam hubungan kerja sebagai pihak eksekutif dan legislatif,” terang Tumbelaka.
Dirinya juga menjelaskan bahwa solusi terbaik dalam memecahkan kebekuan pemahaman anggota dewan dalam bekerja dengan menerima Bimbingan Teknis pentingnya etika kerja, agar hubungan kerja antar anggota dewan dan sekwan dapat berjalan harmonis. (is)