
Tondano – DPD KNPI Minahasa memberikan aspresiasi atas terobosan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE atas dibukanya jalur transportasi perdagangan interasional. Jalur tersebut melibatkan tiga daerah serta dua negara, yaitu Davao dan General Santos (Filipina) serta Bitung (Indonesia).
Pelayarannya diresmikan Presiden RI Ir Joko Widodo, Minggu (30/4/2017) lalu. Ketua DPD KNPI Minahasa Theo Umbas SSTP kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa jalur tersebut akan mendorong tumbuhnya iklim ekspor-impor di bumi Nyiur Melambai.
Hal itu dapat memberikan peluang sekaligus tantangan, baik untuk Pemerintah Daerah, pihak swasta maupun pelaku usaha lainnya di Sulut dan Minahasa khususnya. “Kita tentunya berharap agar iklim ekspor di Sulut akan bergairah. Ekspor itu sendiri berhubungan dengan potensi lokal yang dapat menentukan terjadinya surplus produksi,” kata Umbas.
Ditambahkannya, yang menjadi pertanyaan yaitu siapa dan mampukah setiap pemerintah menyikapi peluang yang dihadirkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dengan hadirnya jalur perdagangan tersebut. Dalam hal ini Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara menjadi wilayah sentral perdagangan nasional maupun interasional.
Itulah sebabnya kedua daerah itu ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Selain itu, Kota Manado dan Kabupaten Minahasa sebagaii daerah penyangga juga harus mampu menterjemahkan peluang tersebut dengan program pembangunan yang bersinergi dengan Pemmerintah Provinsi Sulut.
Lalu apa hubungannya dengan Minahasa?
Minahasa dengan kekayaan alam yang dapat menghasilkan komodit ekspor diharapkan dapat berkontribusi. Beberapa produk unggulan seperti cabai, cengkih, jagung, kelapa, fanili dan lainnya bisa jadi andalan produk UMKM yang potensil untuk diekspor.
“Bicara soal ekspor, itu berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Jika Minahasa mampu mengekspor produk-produk tersebut, maka itu akan berdampak positif bagi peningkkatan kesejahteraan rakyat dan berujung pada kemajuan daerah,” tutur Umbas. (***/frangkiwulllur)