Bitung – Korlap kegiatan riskmapping anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) di Kelurahan Mawali Kecamatan Lembeh Utara, Angraini Mewengkang enggan memberikan penjelasan soal dugaan mark up kegiatan tersebut.
“Saya minta nama yang memberikan informasi tersebut, kalau tidak saya tidak akan memberikan penjelasan,” kata Mawengkang ketika dihubungi via telepon, Kamis (20/6).
Ia mengaku, akan mengecek si pemberi informasi tersebut untuk mengecek apakah ikut sebagai peserta atau bukan. “Saya akan cek, jangan sampai dia bukan peserta kemudian memberikan informasi salah,” katany.
Namun ketika diberikan nama pemberi informasi, Mewengkang malah meminta untuk ditemui di Minahasa Resort Mokupa minahasa. “Kalau bapak butuh klarifikasi silakan temui saya di Minahasa Resort Mokupa Minahasa karena saya sementara mengikuti pelatihan,” katanya.
Ia mengaku tidak terbiasa memberikan informasi lewat telepon sehingga enggan untuk memberikan penjelasan soal dugaan mark up dana pelatihan Simbat tersebut.
Sementara itu, dugaan mark up kegiatan riskmapping yang digelar PMI Kota Bitung terhadap anggota Sibat di kelurahan Mawali dilaporkan salah satu peserta. Dimana, beberapa hari lalu, Mewengkang mendatangi sejumlah peserta pelatihan dan meminta menadatangani daftar hadir selama lima hari sekaligus memberikan honor selama mengikuti kegiatan.
Padahal peserta hanya mengikuti kegiatan satu atau dua hari tapi diminta untuk menandatangani hingga lima hari kegiatan. Dengan iming-iming peserta yang hanya ikut satu hari akan diberikan honor selama tiga hari asalkan mau menandatangi lima hari.(enk)