Manado – Mendekati masa panen raya cengkeh di Sulawesi Utara (Sulut), pabrik rokok dan pedagang diharapkan tidak mempermainkan harga disaat panen raya nanti. Harapan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Ir Siswa Rachmad Mokodongan.
Menurut Mokodongan mekanisme yang terjadi sekarang ini sudah membentuk harga yang layak bagi petani di kisaran Rp. 100 ribu per kilogram, dan itu akan dipertahankan. Jika harga tidak berpihak ke petani, dirinya akan berkoordinasikan dengan Dinas Perindag untuk segerah nanti mengambil langkah-langkah untuk tetap mempertahankan harga pada level tertinggi.
“Pemerintah Provinsi sangat bersyukur kalau terjadi kenaikan harga ketika menghadapi panen, karna selama ini harga yang diterima oleh petani cengkeh cukup memprihatinkan, kali ini kalau seandainya dia (harga cengkeh) bisa tetap pada harga yang demikian (tertinggi) maka kesejahtraan petani cengkeh akan terwujud,” ujar mantan Kadis Kehutanan ini.
Dari informasi yang didapat beritamanado.com tampaknya harga cengkeh tersebut mulai menunjukan tren penurunan harga. Disinyalir hal tersebut karna adanya “permainan” dari para pedagang pengumpul yang bekerjasama dengan pihak pabrik rokok.
Menanggapi hal tersebut Mokodongan mengatakan pihaknya nanti akan menelusuri kalau memang pedagang pengumpul yang bermain seperti itu maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut akan mengambil langkah-langkah sesuai dengan ketentuan.
Menurut data yang ada sekitar 65 persen dari penduduk Sulut berharap mendapatkan pendapatan dari cengkih, karena itu sudah sewarjanya mendapat perhatian serius dari pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Harga yang tercipta sekarang berkisar Rp100 ribu masih dinilai oleh sejumlah pihak dalam taraf wajar karena memang produksi cengkih di Sulut untuk tahun-tahun terakhir memang agak kurang, maka sudah barang tentu dengan panen sedikit prinsip ekonomi berlaku, barang langka maka harga akan tetap tinggi.(jrp)