Langowan, BeritaManado.com — Perayaan puncak Yubelium 150 Tahun Kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Manado, Minggu (2/9/2018) pagi hingga siang tadi ditandai dengan penyerahan peti kerangka jenazah sang perintis almrhum Daniel Mandagi dan isterinya Tentji Londah dari keluarga yang diwakili John Dionisius Mandagi kepada pihak gereja di kompleks pekuburan Desa Amongena Kecamatan Langowan Timur.
Uskup Manado Mgr Benediktus Estephanus Rolly Untu MSC menerima langsung penyerahan tersebut diiringi dengan ucapan terima kasih atas inisiatif dan jasa dari Daniel Mandagi yang telah memulai kembali karya misi Katolik melalui pembabtisan untuk pertama kalinya pada tahun 1868 silam di Kema dan Langowan.
Setelah penyerahan tersebut, dilanjutkan dengan perarakan menuju ke lokasi pemakaman yang baru di Desa Kawatak Kecamatan Langowan Selatan dengan menggunakan dua buah kendaraan terbuka, sehingga dua peti berisi kerangka sebagaimana dimaksud bisa disaksikan seluruh umat Katolik dan juga masyarakat Langowan.
Tiba di Gereja Katolik Stasi Kawatak, dua peti kerangka jenazah diletakkan di depan altar dan didoakan oleh Uskup serta seluruh umat yang menghadiri Misa Syukur Yubelium. Setelah itu peti dibawa ke bangunan makam yang baru.
Mengawali Misa, Uskup Emeritus Mgr Joseph Suwatan menghantar seluruh umat pada momentum bersejarah di tahun 1868, dimana Daniel Mandagi memulai sesuatu yang baru bagi perjalanan kehidupan Gereja Katolik di Keuskupan Manado dengan sebuah surat kepada Uskup Batavia Mgr Petrus Maria Vrancken Pr.
Dengan suratnya itu, diutuslah seorang misionaris Jesuit bernama Pater Johanis de Vries SJ dan berlabuh di Pelabuhan Kema tanggal 14 September 1868 dan selanjutnya di Langowan pada 19 September 1868.
Demikian pula dengan Uskup Rolly Untu yang mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Daniel Mandagi sekilas seperti sebuah kebetulan saja, akan tetapi sebagai orang beriman tentu semua umat setuju jika dikatakan bahwa dari goresan tangan Daniel Mandagi dan Pembabtisan yang dilakukan Pater Johanis de Vries SJ adalah bagian dari karya Tuhan sendiri melalui Roh Kudus.
“Momentum bersejarah ini telah membuktikan bahwa perbuatan tangan Tuhan sungguh mengagumkan. Kiranya sejarah ini akan menjadi kesaksian bahwa Allah tetap menyertai umatnya dan mendorong untuk setia mewartawakan kabar gembira dimana saja,” kata Uskup Rolly.
Semetara itu salah satu keturunan keempat dari Daniel Mandagi dan Tentji Londah John Dionisius Mnadagi kepada wartawan mengatakan sangat bersyukur dengan terealisasinya pemindahan makam pioneer kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Mandado itu yang sebenarnya telah dirintis sejak 10 tahun silam, dimana pada waktu itu Keuskupan Manado masih dijabat oleh Mgr Joseph Suwatan MSC.
Pada bagian lain, satu hari sebelum itu telah dilakukan penggalian makam. Pada penggalian tersebut ditemukan benda-benda yang diyakini milik dari Daniel Mandagi dan Tentji Londah. Benda seperti tusuk konde ditemukan saat pengalian kerangka dari Tentji Londah. Tak hanya itu, saat pengambilan benda tersebut juga masih ditemukan rambut.
Sementara pada penggalian kerangka Daniel Mandagi ditemukan beebrapa benda seperti tiga pipa tembakau, pisau sangkur, pisau biasa, kacamata, grendel peti jenazah, kancing baju, butiran rosario. Untuk benda yang terbuat dari logam kondisinya hampir seluruhnya berkarat namun bentuknya masih cukup jelas.
(Frangki Wullur)