MANADO – Menjelang penilaian Adipura, berbagai elemen menyoroti kinerja Dinas Tata Kota (Distakot) Manado, yang dinilai banyak kalangan tak melakukan kerjanya secara optimal. Pasalnya, penataan Kota Manado banyak yang tidak memperhatikan faktor keindahan dan estetika.
Salah satu contoh, kata Jakobus Limpong, aktifis Peduli Kota Manado, banyak sekali papan reklame dan baliho bisnis maupun politik yang penempatannya tidak memperhatikan unsur keindahan dan estetika.
”Lia jo ada baliho yang tiangnya sudah menghalangi kenyamanan pejalan kaki, karena sudah memakai seluruh badan Trotoar, sehingga kalau ada pejalan kali yang lewat, harus melewati jalan, tidak bisa lagi melalui Trotoar,” kata Jakobus, Kamis (10/02).
Sementara itu, Novry Darondo, warga Manado lainnya, menyoroti jalur hijau yang terdapat di bagian tenga jalan, misalnya di Jalan Wolter Mongisidi Malalayang, Jalan 17 Agustus, tepatnya depan Kantor Gubernur dan Jalan AA Maramis yang menuju bandara, seharusnya bagian tengah jalannya ditanam pohon dan bunga.
”Saya lihat jalur hijau ini sudah penuh dengan baliho dan papan reklame. Kami mengerti bahwa ini agar Pemkot mendapat pemsukan PAD, tapi jangan semuanya dikorbankan. Ini so nyanda butul. Itu wisatawan kalau begini bisa lari dari Manado, ”ujarnya. (abm)
MANADO – Menjelang penilaian Adipura, berbagai elemen menyoroti kinerja Dinas Tata Kota (Distakot) Manado, yang dinilai banyak kalangan tak melakukan kerjanya secara optimal. Pasalnya, penataan Kota Manado banyak yang tidak memperhatikan faktor keindahan dan estetika.
Salah satu contoh, kata Jakobus Limpong, aktifis Peduli Kota Manado, banyak sekali papan reklame dan baliho bisnis maupun politik yang penempatannya tidak memperhatikan unsur keindahan dan estetika.
”Lia jo ada baliho yang tiangnya sudah menghalangi kenyamanan pejalan kaki, karena sudah memakai seluruh badan Trotoar, sehingga kalau ada pejalan kali yang lewat, harus melewati jalan, tidak bisa lagi melalui Trotoar,” kata Jakobus, Kamis (10/02).
Sementara itu, Novry Darondo, warga Manado lainnya, menyoroti jalur hijau yang terdapat di bagian tenga jalan, misalnya di Jalan Wolter Mongisidi Malalayang, Jalan 17 Agustus, tepatnya depan Kantor Gubernur dan Jalan AA Maramis yang menuju bandara, seharusnya bagian tengah jalannya ditanam pohon dan bunga.
”Saya lihat jalur hijau ini sudah penuh dengan baliho dan papan reklame. Kami mengerti bahwa ini agar Pemkot mendapat pemsukan PAD, tapi jangan semuanya dikorbankan. Ini so nyanda butul. Itu wisatawan kalau begini bisa lari dari Manado, ”ujarnya. (abm)