Manado – Iven Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Sekolah Dasar (SD) yang digelar Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulut, Senin (8/4), jauh dari kesan profesional. Bahkan pejabat pelaksana kegiatan itu sangat tertutup untuk dipublikasi media.
Itu terlihat dari kinerja panitia penyelenggara yang terkesan tidak siap. Salah satunya adalah molornya naskah soal yang datang terlambat dari waktu yang ditetapkan.
“Naskah soal datang terlambat. Di sisi lain, transparansi penilaian dari pihak penyelenggara juga kami pertanyakan,” ujar sejumlah guru yang ditemui di SD Eben Haezer Manado.
Sementara itu, Kepala Dinas Diknas Sulut, Drs J Star Wowor MSi melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) OSN jenjang SD, Drs Masri Paturusi saat dikonfirmasi mengatakan, keterlambatan naskah soal tersebut tak dapat diprediksi sebelumnya.
Sebab, sepenuhnya menjadi kewenangan dari pemerintah pusat. Padahal, masalah krusial ini tak bakalan terjadi jika dikoordinasikan jauh-jauh hari. Mengingat OSN merupakan ajang untuk mempersiapkan siswa berprestasi di tingkat nasional. “Hal seperti ini tidak dapat diprediksikan. Demikian dengan waktu pelaksanaannya,” ujarnya.
Menariknya, saat dimintai keterangan terkait pelaksanaan OSN, Paturusi yang mengaku sudah 30 tahun menangani kegiatan OSN, dalam penyampaiannya menunjukkan etika yang sangat tidak bersahabat. Terutama saat wartawan menyampaikan bahwa kegiatan OSN seperti ini penting untuk dipublikasi. Dengan demikian, masyarakat dapat mengetahui kemajuan pendidikan di daerah ini. Terutama dari sisi kualitas dan mutu. “Kita tidak punya waktu untuk mengurus hal itu,” katanya.
Diketahui, Diknas Sulut selama ini terbilang tertutup untuk mempublikasi hasil OSN. Kalau pun diketahui ada siswa yang dikirim ke tingkat nasional, informasi tersebut hanya disampaikan oleh sekolah tempat siswa yang bersangkutan belajar. Bukan Diknas sebagai penyelenggara.(aha)