Bitung – Puluhan warga perumahan Girian Permai Lingkungan VII Kecamatan Girian bergerombol menuju tanah kosong yang berjarak beberapa ratus meter dari kompleks perumahan mereka. Puluhan warga yang didominasi ibu rumah tangga ini mendatangi lokasi yang akan digunakan Karantina Kota Bitung untuk memusnakan puluhan ton daging ayam busuk yang disita di Pelabuhan Petikemas Kota Bitung, Jumat (14/3/2014).
“Kami tidak mau pemusnahan dilakukan di sini, karena lokasinya yang berdekatan dengan kompleks perumahan,” kata salah satu ibu rumah tangga.
Warga mengaku kaget dan baru tahu jika dekat lokasi perumahan mereka akan dijadikan untuk menimbun 14 ton daging ayam busuk yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur yang sedianya akan dibawa ke Halmahera Maluku Utara.
“Kenapa tidak dimusnakan di TPA, disanakan memang khusus untuk pembuangan sampah dan jauh dari pemukiman,” katanya.
Penolakan warga ini rupanya didukung Sekretaris Kota Bitung, Edison Humiang. Humiang mengaku kaget jika lokasi perumahan Giper dijadikan untuk tempat pemusnahan daging ayam busuk.
“Saya baru tahu dan itu tidak boleh. Saya mendukung langkah yang dilakukan warga Giper menolak pemusnahan dilakukan dilokasi mereka,” kata Humiang.
Humiang menyatakan, sesuai aturan, proses pemusnahan harus dilaporkan terlebih dahulu ke pemerintah. Tapi kenyataannya, sampai saat ini tak ada pemberitahuan sama sekali soal rencana pemusnahan yang akan dilakukan Karantina.
“Saya tidak tahu, justru saya baru dengar,” katanya.
Ia kemudian menghubungi Camat Girian, A Tumbelaka menanyakan jika sudah ada pihak yang berkoordinasi untuk melakukan pemusnahan daging di wilayahnya. Namun rupanya, Tumbelaka juga mengaku baru mengetahui soal rencana pemusnahan tersebut.
“Jika memang tidak ada koordinasi dengan pemkot, otomatis pemusnahan tidak bisa dilakukan,” katanya.
Sementara, pihak Balai Karantina Pelabuhan Kota Bitung yang bertanggungjawab terhadap pemusnahan tersebut, berpura-pura tidak tahu saat dikonfirmasi. Sugiman salah satu staf Balai Karantina Pelabuhan Kota Bitung mengaku rencana pemusnahan sejatinya diusulkan oleh perusahaan ekspedisi yang mengangkut daging busuk itu.
“Kami juga tidak tahu kalau seperti ini,” katanya.
Akibat penolakan warga, 14 ton daging ayam rusak itu yang sudah terlanjur diturunkan dilokasi pemusnahan hanya dibiarkan begitu saja oleh petugas Karantina. Sugiman lebih memilih untuk pergi meninggalkan puluhan ton bangkai daging ayam tanpa berupaya untuk mengakut kembali.(abinenobm)