Tomohon – Pemuda selalu menjadi ujung tombak dalam banyak bidang, baik menyangkut bangsa, agama, komunitas, budaya, olahraga, termasuk pariwisata.
Saat ini adalah masa keemasannya angkatan milenial (Gen Y) yang lahir di antara tahun 1980an dan 2000-an awal.
Dalam industri pariwisata, generasi millennial diharapkan bisa ambil bagian, bukan hanya menjadi turis atau wisatawan semata.
Hal tersebut digaungkan dalam Millennials Tourism Corner di Alamanda Bukit Doa Tomohon, Kamis (08/08/2019).
Acara tersebut menjadi rangkaian dari Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2019.
Ketua Tim Percepatan Millennial Tourism Kementerian Pariwisata Gabriella Patricia Mandolang mengatakan, millennial tidak bisa hanya menjadi penonton dengan pesatnya industri pariwisata Indonesia.
“50 persen traveler yang masuk ke Indonesia adalah angkatan millennial. Inbound mereka cukup tinggi. Oleh karena itu, Kemenpar mendukung perkembangan millennials tourism,” ujar wanita yang biasa disapa Gaby itu.
Dijelaskan Gaby, yang harus dilakukan angkatan milenial adalah mendukung sejumlah kegiatan, seperti calendar of event.
Gaby melanjutkan, Millennials Tourism Corner digelar untuk memberikan pemahaman kepada para millennial, khususnya, pemahaman mengenai potensi yang bisa dimanfaatkan.
“Tujuan kegiatan ini adalah meluaskan pengetahuan millennial. Kalian harus tahu jika millennial bisa terlibat dalam industri pariwisata, bukan hanya menjadi wisatawan. Karena tren ini sedang terjadi dunia, jadi millennials Indonesia juga harus terlibat aktif,” paparnya.
Millennial Tourism Corner adalah salah satu program pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kegiatan ini ditujukan untuk generasi muda yang tujuannya menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam industri pariwisata Indonesia.
Millennial Tourism Corner kali ini terlihat begitu spesial karena Tim Millennial Tourism Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) dan menjadikan kegiatan tersebut masuk kedalam rangkaian acara Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2019.
Sama seperti kota-kota sebelumnya, Millennial Tourism Corner selalu menghadirkan keynote speakers dan narasumber dari berbagai sudut pandang.
Kali ini, ada Menteri Pariwisata Arief Yahya, Strategic Partnership Manager Traveloka Alfonso Kodoatie, Noudhy Valdryno dari Manager Penjangkauan Politik dan Pemerintah Facebook Indonesia, serta Trivet Sembel selaku Founder dan CEO Proud Media Group.
Sementara itu, seperti yang dirilis GenPi.id, menurut Arief Yahya, dunia pariwisata sudah masuk dalam industri tourism 4.0, melingkupi millennials dan digital.
“Para generasi millennial harus tahu apa keunggulan bangsa ini. Karena tidak mungkin suatu negara tidak memiliki unggulan. Unggulan kita pariwisata. Berkali-kali kita mendapat penghargaan destinasi terindah. Kita juga mendapatkan top 10 negara terindah. Top 10 negara yang wajib dikunjungi,” paparnya.
Indikasi pariwisata Indonesia menjadi unggulan adalah pertumbuhannya yang pesat.
Arief Yahya menyebut pertumbuhan pariwisata Indonesia nomor 9 di dunia dan nomor 3 di Asia.
Tidak hanya itu, Kementerian Pariwisata Indonesia juga terpilih menjadi yang terbaik di Asia Pasifik.
“Pariwisata itu paling mudah dan murah untuk meningkatkan devisa. Bukan hanya untuk negara. Sekarang banyak daerah mengandalkan pariwisata untuk meningkatkan PAD, contohnya Banyuwangi atau Danau Toba yang menjadi penyumbang PAD buat Sumut,” tutur mantan Dirut PT Telkom itu.
Arief Yahya mengatakan, keunggulan pariwisata inilah yang harus dimanfaatkan oleh millennial karena pertumbuhan pariwisata juga sudah mengarah ke digital, dimana wisatawan melakukan search sampai share dengan digital.
(***/Sri)