SEBENARNYA Diego Enrile Mamahit bisa menggunakan ijazah sarjananya bekerja di bidang lain.
Namun kecintaannya kepada dunia penerbangan sudah mendarah daging.
Ia pun memutuskan sekolah pilot usai menyelesaikan study di Universitas Atmajaya.
Laporan: Alfrits Semen
Diego Mamahit akhirnya menempuh pendidikan di Sriwijaya Flying School.
Di sana, Diego banyak mendapat masukan dari sang Ayah yang memang banyak makan asam-garam di sektor ini.
Dua tahun belajar, Diego kemudian bekerja.
David Tuerah, paman Diego Mamahit, mengatakan ponakannya itu sudah tujuh tahun sebagai kopilot.
Selama bekerja, Diego dikenal bertanggungjawab dan memberikan totalitas penuh terhadap profesinya.
Tahun ini, kata David, Diego bakal naik pangkat menjadi Kapten Pilot.
“Sekarang sudah tiga bar, sebentar lagi empat dan menjadi kapten,” ujar David sambil memegang pundaknya, Minggu (10/1/2021).
David adalah warga Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara.
Rumahnya selalu menjadi persinggahan Diego manakala ada giliran terbang ke Manado.
Namun akhir-akhir ini kata David, nyaris tidak ada lagi.
Terakhir, Diego ke Suwaan pada Januari 2020.
“Karena pandemi Covid-19, jadwal penerbangan dia berkurang. Bahkan lebih banyak nganggur,” ujar Tuerah.
Kata David, setiap kali ke Manado, Diego enggan menginap di mess Sriwijaya Air.
Apalagi hotel.
“Dia pilih ke rumah, biar cuma ba alas atau tidur di kursi,” tutur David dengan dialek Manado.
Keseharian Diego sangat bersahaja.
Dia suka bergaul dengan siapa saja.
Meski besar dan sekolah di Pulau Jawa, Diego selalu cinta dan rindu kampung halamannya.
“Sehari-hari itu pakai bahasa Manado,” bebernya.
Satu hal yang diingat David adalah perilaku Diego yang selalu mengandalkan Tuhan.
Diego adalah pribadi taat kepada sang Pencipta.
Di tengah kesibukannya, Diego tetap menomorsatukan keintiman dengan Tuhan.
Dia aktif ke gereja.
“Nyaris tidak pernah absen ibadah. Kecuali penerbangan memang tak bisa ditunda. Dia itu anak Tuhan,” tutur David.
Menurut David, keluarga besar tetap kuat.
Semuanya tetap percaya dengan kuasa Tuhan untuk mendengar kabar terbaik dari Family Man, julukan kepada Diego.
David mengakui, kemungkinannya sangat kecil.
“Namun sebagai orang beriman kami yakin kebesaran Tuhan, meski peluangnya tinggal satu persen,” ungkapnya.
Ibu Diego, tambah David, sangat tegar.
Komunikasi bersama keluarga intens dilakukan untuk saling menguatkan.
(***)