Buktinya, dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Perioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang dijabarkan pada Rancangan APBD (RAPBD) tahun 2014 tidak terdapat pengusulan proyek pengadaan penerangan jalan Solar Cell.
Diuraikan dalam RAPBD tersebut, khususnya program Dinas Tata Kota (Distakot) pada halaman 81 dalam kolom uraian setelah program pendataan izin mendirikan bangunan, tercantum program pendataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat dan publik, setelah itu program pemetaan RTH.
Anehnya, dalam Peraturan Daerah APBD 2014 saat ini, pada halaman 7 khusus menerangkan program-program Distakot, pada uraian ditata program pendataan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), sesudahnya terdapat program Solar Cell dengan anggaran Rp.10,087,410,000, selanjutnya program pemetaan RTH, setelah itu kembali tercantum program pengadaan Solar Cell dengan besaran anggaran Rp.19,720,542,400.
“Kami hanya ingin membuktikan bahwa memang benar Solar Cell tidak dianggarkan. Soalnya, secara pribadi saya memiliki data KUA-PPAS dan RAPBD 2014 yang dengan jelas tidak menata program tersebut,” kata Rawung, sembari memperlihatkan data yang dikantonginya itu.
Sementara itu, anggota DPRD Manado incumbent lainnya, Danny Sondakh menjelaskan, jika dalam pengusulan KUA-PPAS dan RAPBD tidak tertata, sudah jelas proyek ini dinyatakan tidak ada.
“Apabila pengusulan Solar Cell tidak ada di KUA-PPS dan RAPBD 2014, berarti pastinya tidak akan ada di Perda APBD Kota Manado tahun 2014. Karena semua usulan yang nantinya ditata harus sudah masuk dalam RAPBD yang selanjutnya disahkan setelah melalui mekanisme pembahasan dan kemudian dikonsultasikan ke pemerintah Provinsi Sulut. Itu kuncinya,” tandas Sondakh, mantan ketua DPRD Manado periode lalu ini.
Ditambahkannya, dalam logikanya jika pun diusulkan untuk dimasukkan pada saat pembahasan dilakukan, ada alasan kuat hingga proyek ini harus ditolak.
“Coba berpikir logika saja, masa proyek yang belum diketahui hasil realisasi Solar Cell yang menggunakan anggaran APBD perubahan 2013 karena belum selesai ini laksanakan, kenapa harus ditata lagi. Apalagi, ada nomenklatur proyek lanjutan 19 miliar lebih dan proyek baru dengan angka 10 miliar lagi. Inikan sangat aneh. Dan itu yang menjadi alasan kenapa Solar Cell tidak ditata,” pungkasnya. (leriandokambey)