Manado, BeritaManado.com — Darah martir Beato Juan Alonso Fernandez MSC diyakini akan menjadi benih bagi pertumbuhan iman gereja dan umat Keuskupan Manado di masa yang akan datang.
Demikian petikan refleksi dalam rangka syukur beatifikasi Pastor Juan Alonso Fernandez MSC yang disampaikan Pastor Johanis Mangkey MSC saat Misa Syukur di Biara MSC Paal Tiga Karombasan, Manado, Senin (26/4/2021) sore.
Pada kesempatan tersebut, Pastor Johanis Mangkey mengawali refleksi dengna ungkapan kata-kata dari Beato Juan Alonso “saya tidak ingin mereka membunuh saya, tapi saya jgua tidak punya alasan untuk meninggalkan umat ini karena takut”.
“Beato Juan Alonso adalah imam misionaris yang punya keberanian untuk mewartakan cinta Kristus di tengah-tengah ancaman, termasuk risiko dibunuh. Hal inilah yang membuat Beato Juan Alonso sanggup bertahan menghadapi berbagai tekanan hidup,” kata Pastor Johanis Mangkey.
Mengenai beatifikasi Pastor Juan Alonso Fernandez ini mulanya direncanakan akan digelar pada 4 Desember 2020, namun ditunda karena adanya Pandemi COVID-19 dan baru bisa digelar setelah Paskah, tepatnya 23 April 2021 lalu.
“Jejak Beato Juan Alonso sendiri di Keuskupan Manado dapat dilihat dalam buku baptis yang ada di beberapa paroki, seperti di Kokoleh, Laikit, Langowan dan Tataaran. Mungkin juga catatan yang sama bisa saja ada di paroki-paroki lain antara tahun 1963 – 1965,” kata pastor Johanis Mangkey.
Menyeberangi jalan yang terputus dengan memikul motor besarnya dan memikul perahu waktu menyeberangi sungai adalah dua peristiwa yang turut mewarnai lika liku pelayanan Beato Juan Alonso saat melayani umat di wilayah Sonder dan Minahasa Tenggara.
Tidak hanya itu, menyantai kuliner ekstrim tikus dan kelelawar saat menghadiri ibadah pemakaman di wilayah Desa Passo juga turut menghiasi kisah inspiratif misionaris asal Spanyol ini.
“Saya yakin dari surga, kisah hidup dan pelayanan Beato Juan Alonso memberikan pesan dan inspirasi untuk kita saat ini sebagai umat Keuskupan Manado khususnya di paroki tempat Beato Juan Alonso pernah berkakrya. Demikian juga sebagai sesama anggota komunitas MSC, kehidupan Beato Alonso kiranya menjadi inspirasi untuk semakin meneguhkan panggilan hidup,” tutur Pastor Johanis Mangkey.
Kemartiran zaman sekarnag menurut Pastor Johanis Mangkey mungkin tidak lagi hanya karena mati dibunuh, melainkan sejauh mana totalitas pemberian diri dan komitmen hingga akhir dalam melayani melalui kerja giat tanpa pamrih, serius tidak asal jadi, tuntas dan setia pada tugas serta bertanggun jawab.
“Beato Juan Alonso menjadi berkat yang besar bagi umat di Keuskupan Manado dan tentu saja para MSC. Saya yakin, dari surga Beato Juan Alonso akan terus menjaga dan membantu pertumbuhan dan perkembangan gereja sekaligus pelindung Keuskupan Manado. Beato Juan Alonso telah menunjukkan arti suatu pengabdian.
Pada bagian akhir refleksinya, Ppastor Johanis Mangkey MSC menyampaikan usulan kepada Uskup Manado, dimana nama Beato Juan Alonso Fernandez MSC bisa dimasukkan dalam kalender liturgi tanggal kemartiran Beato Juan Alonso Fernandez MSC, sehingga setiap tahun bisa diingat.
Usulan kedua, nama Beato Juan Alonso bisa diabadikan pada nama paroki, stasi, wilayah rohani, sekolah atau lainnya sebagai bentuk penghormatan atas jasa pengabdiannya dalam melayani umat.
Pada bagian lain, Uskup Emeritus Manado Mgr. Joseph Suwatan MSC sedikit menyampaikan penjelasan asalan kenapa pada tahun 1963 – 1965 misionaris asal Spanyol bisa tibda dan melayani umat di Indonesia khususnya Keuskupan Manado.
“Waktu itu situasi politik di Indonesia tidak memungkinkan untuk menerima misionaris dari negeri Belanda. Maka atas upaya Provinsialat MSC Belanda memohon bantuan Provinsialat Brazil untuk mengirimkan misionarisnya ke wilayah Jawa Tengah. Di Maluku, hadir misionaris MSC dari Irlandia dan yang datang ke Minahasa yaitu orang Spanyol yaitu Pastor Juan Alonso Fernandez MSC. Sesudah Pastor Alonso ada juga misioanris Spanyo lainnya yaitu Pastor Fidelia MSC di Tompaso Baru dan disusul Pastor Junoy MSC yang sempat berkarya di Kembes dan Tanawangko. Pastor Junoy ini juga sempat datang ke Manado saat tahbisan Uskup saya tahun 1990 silam dan beberapa tahun kemudian merayakan 50 tahun imamat di Paroki Kembes,” ungkap Mgr. Suwatan.
Sementara itu, Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC menyambut baik usulan Pastor Johanis Mangkey MSC untuk mengabadikan nama Beato Juan Alonso Fernandez MSC untuk gereja, stasi, wilayah rohani ataupun sekolah.
“Mengenai karya Beator Juan Alonso Fernandez MSC, kiranya bisa jadi inspirasi. Meski proses beatifikasinya tidak dilakukan di Keuskupan Manado. Untuk usul yang disampaikan untuk mengabadikan nama Beato Juan Alonso Fernandez MSC, akan dibicarakan lebih lanjut lagi waktu yang tepat agar bisa menjadi peringatan resmi gereja khususnya di Keuskupan Manado,” ungkap Mgr. Rolly Untu.
(Frangki Wullur)