Bitung – Kekuatiran sejumlah pihak soal tindakan menyimpang dalam penyaluran Bantuan Siswa Miskin (BSM) benar-benar terjadi. Buktinya, Senin (25/11/13) puluhan orang tua siswa penerima BSM mengeluhkan dengan pemotongan Rp25 ribu per siswa.
Oroninya, pemotongan bantuan ini diduga dilakukan sejumlah oknum guru atas persetujuan kepala sekolah tanpa alasam dan tujuan yang jelas.
“Kami dimintai Rp25 ribu per siswa oleh oknum guru yang katanya ditugaskan kepala sekolah,” kata salah satu orang tua siswa penerima BSM dari Pulau Lembeh Utara, Reni.
Menurut Reni, para guru mencegat para orang tua usai mencairkan bantuan tersebut di Bank Sulut. “Yang diperintahkan adalah guru bantu melakukan penagihan Rp25 ribu per siswa,” katanya.
Reni menjelasakan, tiap siswa menerima Rp425 ribu namun pihak bank hanya mencairkan Rp400 ribu karena Rp25 ribu untuk saldo tabungan. Dari Rp400 ribu tersebut oknum guru meminta Rp25 ribu sebagai potongan.
“Jadi tiap siswa hanya membawa pulang Rp375 ribu karena telah diminta Rp25 ribu oleh guru. Dan ini sangat memberatkan karena setahu kami BSM itu tanpa potongan sama sekali,” katanya.
Reni juga mengatakan, dari sekolah anaknya ada 75 siswa yang terdaftar sebagai penerima BSM. Jadi jika dihitung, ada Rp1.875.000,- uang yang dipotong oknum guru dari BSM yang diterima orang tua.
“Kami harap ini bisa diperhatikan walikota dan menindak oknum guru yang melakukan pemotongan dana BSM,” katanya.(abinenobm)