Amurang—Direktur Utama PDAM Minsel, Darius Herry Tampi, Ssos melalui Kabid Teknis Jeffry Dajoh menegaskan, bahwa pelayanan PDAM kepada masyarakat masih jauh dari layak. Sebab, pelayanan PDAM hingga kini baru 30 % dari jumlah penduduk yang ada.
‘’Seharusnya, sudah 90 % dari jumlah penduduk di Minsel. Hal ini dipicu dari efisiensi pompa air menurun. Sehingga, sangat berpengaruh terhadap produksi air. Belum lagi, terdapat pipa bocor. Atau juga meteran air yang rusak, termasuk yang disegel petugas,’’ kata Dajoh.
Jadi, tambanya ada sekitar 40.000 lebih konsumen di Minsel. Atau sekitar 50 % atau 2000 lebih meter air telah rusak. Sehingga, itu sangat berpengaruh terhadap pembiayaan beban penggunaan air. Dengan demikian, tingkat kerugian air bersih yang dipakai PDAM berkisar 59 % dari produksi air dalam satu bulan sebesar 138 ribu M3.
‘’Salah satu inisiatif yang dilakukan PDAM Minsel adalah akibat meter air rusak. Padahal, pemakaian konsumen rata-rata sekitar 60 liter atau 10 Km3 setiap bulan. Bahkan, ada juga yang lebih dari 10 KM3. Sebab, hal diatas diketahui pada saat pengecekan melalui rekening yang ada. Sebab bukan tidak mungkin, penggunaan air bersih oleh konsumen secara terus menerus demikian,’’ kata Dajoh, seraya menyatakan biaya per Km3 sebesar Rp 1.400. (and)