Manado, BeritaManado.com – Pandemi Covid-19 belum berkesudahan membuat berbagai bisnis dan usaha terpuruk dalam beberapa bulan ini.
Namun tidak dengan pasangan suami istri (pasutri), Henry Johanis (35) dan Elis Purede (34), justru meraup keuntungan menjalankan bisnis mereka di tengah wabah dunia ini.
Mereka menjalankan usaha kerajinan pot bunga dari tempurung kelapa yang rupanya terus diserbu pelanggan.
Henry dan Elis tinggal di Tongkaina Lingkungan 2, Kecamatan Bunaken, Manado, Sulawesi Utara.
Keduanya membuat kerajinan pot bunga dari batok kelapa menggunakan alat seadanya atau manual.
Kemudian, awal penjualan hanya di tempat mereka tinggal dengan menggunakan salah satu guest house milik orang lain.
Kemudian pemilik guest house mendukung usaha mereka dengan memberikan tempat dan membantu Henry dan Elis menjual hasil kerajinan itu.
Hasilnya, penjualan kerajinan diserbu turis dan masyarakat lokal.
“Saat Corona lebih banyak masyarakat lokal yang membeli,” kata Henry baru-baru ini.
Ketika pandemi justru keuntungan yang mereka raup melonjak signifikan.
Tak heran karena banyak orang memilih tinggal di rumah dan mengisi waktu memelihara bunga.
“Saya dan istri mengambil peluang dengan terus mempromosikan di media sosial terkait usaha pot bunga yang terbuat dari tempurung kelapa yang sudah diukir lengkap dengan tanamannya,” ujarnya.
Ide usaha tempurung kelapa sambung dia, berawal dari harga kopra yang begitu menurun.
Lalu banyak petani yang tidak mengelolanya atau melakukan alternatif lain.
Melihat petani tidak memiliki pendapatan, dicarikan ide agar kelapa-kelapa ini bisa dimanfaatkan.
“Akhirnya kami mendapatkan ide dengan membeli buah kelapa kepada petani. Kelapa yang sudah dibeli tempurungnya dibuat pot. Daging kelapa dibuat minyak, sedangkan sabut kelapa dibuat cocopeat buat campuran media tanam. Pada intinya, pengunaan pada kelapa bermanfaat selain kerajinan,” ujar Henry lagi.
Setelah 3 tahun usaha yang dimulai sejak tahun 2017 mulai menyumbangkan laba besar.
“Sebelumnya pendapatan tidak sampai belasan juta. Ketika Corona, keuntungan sampai belasan juta sebulan dengan pesanan lima puluh (50) pot per harinya,” ucap dia.
Ia menambahkan, usaha tersebut diberi nama Manado Ecocrafts (MECrafts) yang dijalankan dari rumah bersama istri dan anak-anak, jadi banyak waktu dengan keluarga.
“Usaha MECrafts menggunakan bahan dasar alami. Pembuatan sampai packing ramah lingkungan. Dalam DNA usaha, kami harus ada kepedulian serta mengapresiasi lingkungan hidup. Penggunaan bahan recycle serta zero waste terdapat pada produk kami,” paparnya.
Henry mengakui, di tengah pandemi Covid-19, kebutuhan sehari-hari hingga menyisipkan tabungan sangat terbantukan dengan usaha pot bunga dari tempurung kelapa.
“Senang produk kami bisa menjadi penghibur saat pandemi Covid-19, dan menantang kami untuk lebih kreatif dan bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya.
(Meikel Pontolondo)