MANADO – Demo besar-besaran yang dilakukan oleh Komisi Perjuangan Pembaharuan Agraria (KPPA) Sulut yang dipimpin oleh Benny Rhamdani membuat kemacetan yang luar biasa di jalan Sam Ratulangi. Ribuan warga yang terdiri dari beberapa elemen yang tersangkut permasalahan tanah turun di jalan untuk menuntut keadilan. Sasaran demo dilakukan di kantor Pengadilan Negeri Manado, kantor BPN (Badan Pertanahan) Sulut dan kantor Gubernur Sulut.
Direktur KPPA Sulut Benny Rhamdani dalam setiap orasinya mengibaratkan mafia tanah sebagai “anjing atau binatang,” karena menurut Benny mafia tanah merupakan wujud manusia tetapi perilaku seperti “binatang”. Mafia tanah merupakan koalisi dari aparat-aparat yang hanya berihak kepada pengusaha dan mengorbankan hak rakyat. Dan salah satu elemen warga yang dirugikan yakni warga eks penghuni Citraland. Dimana KPPA menyatakan siap untuk menduduki Citraland dalam waktu dekat bersama-sama dengan warga yang sudah dimenangkan dengan keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia seru Bang Benny yang merupakan anggotaDPRD Sulut yang sangat vokal membela kepentingan rakyat.
Salah satu orator Septy Saroinsong mengatakan pihak Citraland salah satu mafia tanah dan dalam waktu dekat ini akan diduduki oleh warga dengan dukungan ribuan anggota KPPA Sulut dengan resiko apapun. “Saya bersedia mati untuk menduduki Citraland karena itu menjadi hak kami sesuai hukum yang berlaku,” teriak Saroinsong.
Demo di PN Manado akhirnya diterima oleh Ketua PN Manado yang berdialog dengan utusan perwakilan warga.Dalam pertemuan dengan Ketua PN Manado pihaknya akan memperhatikan apresiasi dari warga begitupun demo di BPN Sulut, pihak BPN Sulut dalam tuntutan warga eks penghuni HGB 70/Winangun yang sekarang dikuasai oleh Citraland pihak BPN diminta untuk menghentikan penerbitan sertifikat di perumahan Citraland.
Dan lokasi demo terakhir di Kantor Gubernur yang di terima oleh asisten I Mecky Onibala. Pihak pemerintah provinsi berjanji akan menindaklanjuti semua apresiasi dari warga. (is)