Hari ini adalah Hari Ulang Tahunnya yang ke-29, namun dia tidak ada lagi disisiku. Dia telah berhasil mewujudkan cita-citanya. Mendapat gelar sarjana, bekerja di sebuah kapal pesiar, membahagiakan orangtua hingga cinta, semuanya telah jadi bagian dari hidupnya. Pekerjaannya di dunia ini sudah selesai. Namun itu semua hanya tinggal peristiwa yang membahagiakan sekaligus menyedihkan untuk dikenang. Dia juga adalah penyelamat imanku – Meylan Pusung.
Cinta bisa membuat orang bahagia dan juga sebaliknya. Cinta juga bisa membuat seseorang mengalami keduanya sekaligus. Hal itu tergantung pada pengalaman yang terjadi. Dari sudut pandang yang sama, cinta itu bisa memiliki. Ada saatnya seseorang hanya bisa merasakannya sekejap tapi tak bisa memiliki selamanya. Inilah yang diakui seorang gadis bernama Meylan Pusung.
Minggu Adven Pertama tepatnya pada 1 Desember 2013, gadis yang tinggal di Desa Kinilow Kecamatan Tomohon Utara ini mendeklarasikan cinta dengan seorang pemuda asal Desa Koha Kecamatan Pineleng bernama Reymond Koraag. Namun perkenalan pertama dari dua sejoli ini terjadi sekitar pertengahan November 2013, saat sang cowok lagi tidak berlayar bersama dengan sebuah kapal pesiar Costa Mediterranea tempatnya bekerja.
Komunikasi pun terjalin lebih akrab dam mendalam. Keduanya berencana untuk melangsungkan tunangan tahun 2014 ini dan menikah di tahun 2015 mendatang. Atas rencana tersebut, keduanya saling menjaga cinta yang disemai tepat dimana Gereja Katolik memasuki suatu masa persiapan kedatangan Sang Kreator cinta yaitu Yesus Kristus (Natal).
Namun kenyataan berkata lain. Sang kekasih (Emon) harus pergi untuk selamanya tepat pada 1 Januari 2014. Saat itu deklarasi cinta mereka genap berusia satu bulan. Kepada BeritaManado.com, Sabtu (2/8/2014), Meylan berkenan menuturkan sedikit pengalamannya menjalin hubungan dengan pemuda bergelar Sarjana Ekonomi Pariwisata (SE.Par) itu. Emon sapaan akrab kekasihnya itu meninggal dunia karena sakit. Segala upaya sudah dikerahkan untuk menyelamatkan nyawanya, namun kehendak tuhan terlalu kuat untuk menahannya hidup lebih lama lagi di dunia ini.
Menurutnya, kekasihnya itu adalah sosok pria yang rendah hati, lemah lembut dalam bertutur kata, baik dan pandai, namun juga agak pemalu. Namun demikian dibalik sifatnya yang agak pemalu itu ternyata dia menyimpan sebuah kekuatan untuk menyatakan cinta meski baru beberapa hari berkenalan. Kenyataan pahit itu sempat membuat lulusan Akademi Keperawatan Gunung Maria ini larut dalam kesedihan. Dikatakannya bahwa dirinya sangat sulit untuk melupakan kenangan indah bersama kekasihnya itu. Hingga saat ini saja, perasaan sedih dan air mata pasti berlinang apabila mengingatnya.
“Dia pergi tanpa meninggalkan masalah, tanpa ada tawar menawar, serta tanpa ada senyum. Dia meninggalkan aku selamanya tanpa lambaian tangan dan tidak ada kata permisi sama sekali. Pengalaman mencintai dirinya adalah yang paling berharga bagiku sebagai manusia biasa. Namun ini membuat diriku menyadari bahwa jika Tuhan lebih mencintainya, dan ketika Ia berkehendak, tak satu orang pun dapat menahannya,” ungkapnya haru. (frangkiwullur)