Manado – Dana IMHARE atau (Indonesia anaging higHher Education for Relevance and Efficiency) yang diperoleh Unsrat melalui bantuan World Bank (Bank Dunia) dipertanyakan peruntukannya oleh Community Education Smart Care (CESC) yang dikomandani oleh DR. Flora Kalalo, SH MH.
Kepada sejumlah wartawan, para anggota CESC yang terdiri dari beberapa anggota dosen di lingkungan Unsrat mempertanyakan dana IMHERE yang berjumlah US$98.267.000 atau sekitaran 16 milyar yang sudah diterima oleh pihak Unsrat. Sebab menurut CESC bahwa program dari IMHERE tersebut bertujuan untuk membantu menciptakan lingkungan yang memampukan perguruan tinggi menjadi otonom dan lebih andal, sambil meningkatkan kualitas, relevansi, efisiensi dan kesamaan pendidikan bagi Perguruan Tinggi yang menerima bantuan ini.
“Idealnya program IMHERE seharusnya seperti yang ada yaitu menciptakan lingkungan yang memampukan perguruan tinggi menjadi otonom dan lebih andal, sambil meningkatkan kualitas, relevansi, efisiensi dan kesamaan pendidikan bagi Perguruan Tinggi namun sampai saat ini belum terlihat hal tersebut. Padahal sudah sejak beberapa tahun lalu bantuan ini diperoleh oleh pihak Unsrat,” papar DR. Ralfie Pinangsang, SH MH siang tadi.
Sayang sampai berita ini diturunkan pihak Unsrat belum bisa terkonfirmasi, karena saat wartawan media ini menghubungi Rektor Unsrat, Prof. DR. Donald Rumokoy SH MH telephone genggamnya tidak aktif.(ik)