
Manado, BeritaManado.com — Rony Imannuel a.k.a Mongol Stres menjadi perhatian belakangan ini.
Bukan kepopuleran sebagai artis, namun karena kepedulian akan kerja-kerja paramedis dan relawan COVID-19.
Mongol sebenarnya bisa santai di ibukota menunggu pandemi usai.
Apalagi, putra Sulut kelahiran Manado, 27 September 1978 ini tercatat sebagai warga DKI Jakarta.
Namun ia memilih Manado karena beragam pertimbangan.
Salah satunya akibat sejumlah jadwal manggung yang tertunda.
Ini dialami hampir semua sektor entertainment di ibukota.
Di waktu senggang inilah, Mongol terbesit ide melakukan hal bermanfaat.
Apalagi, StandUp Comedyan senior ini bukan tipe pendiam di rumah.
Harus ada aktifitas positif, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan.
“Suasananya lagi ramai pembagian sembako, APD dan lainnya. Saya berpikir apa kira-kira bisa kita berikan. Akhirnya muncul keinginan membuatkan makanan sehat khusus paramedis dan relawan,” kata Mongol, kepada BeritaManado.com, Kamis (11/6/2020).
Ide ini karena melihat pengorbanan paramedis di garda terdepan memerangi COVID-19.
Menurut Mongol, ia memiliki teman seorang dokter yang terpaksa meninggalkan keluarga demi tugas.
“Dia dokter ahli penyakit dalam. Pekerjaan dia prioritaskan dan rela tidak bertemu istri dan anak,” cerita Mongol.
Rencana ini kemudian diceritakan kepada sahabatnya yang juga Ketua Wadah Asosiasi Online (WAO) Sulut, Christian Yokung.
Gayung bersambut, keduanya pun mulai mengatur skema pembagian di rumah sakit.
Namun sebelum action, pada 2 Mei 2020, Ketua Umum Gemkabi ini berinisiatif memohon restu kepada Vonnie Anneke Panambunan (VAP).
Apalagi dalam organisasi yang diketuai Mongol, Bupati Minahasa Utara ini dianggap sepuh dalam memberi arahan.
Kebetulan di tempat sama, Shintia Gelly Rumumpe juga ada.
“Ibu Vonnie dan Shintia langsung merespon. Mereka senang dengan rencana ini dan mendukung penuh. Bahkan dari segi moril dan materi,” beber Mongol.
Tetapi lanjut Mongol, Vonnie Anneke Panambunan memberi pesan tegas dalam rencana aksi itu.
“Jujur, saya sempat kaget namun terpukau dengan penegasan ibu Vonnie kala itu,” bebernya.
Kata Mongol, sebagai figur yang berada di lingkaran politik, VAP tidak ingin aksi makanan sehat paramedis disusupi agenda warna-warni.
Terlebih berbau kepentingan pilkada.
Dikatakan Mongol, VAP berulangkali mewanti-wanti dirinya agar program kemanusiaan ini berjalan murni karena profesionalitas bukan popularitas.
“Saya langsung respek. Di saat ada moment menaikkan elektabilitas, ibu VAP justru melarang promosi politik. Ini luar biasa,” kesan Mongol.
Mongol mengatakan, kala itu VAP memberikan sumbangsih untuk keperluan awal.
Persiapan pun matang dan langsung bergerak memenuhi semua perlengkapan.
“Dan distribusi makanan sehat dilakukan awal Mei, sekira pekan kedua,” kata Ketua DPW GPND Sulut itu.
Poin penting dalam program ini adalah makanan sehat dan higienis.
Itulah yang membuat Mongol mengolah sendiri makanan demi kepastian kebersihan.
Ditanya soal tujuan, Mongol pun bingung.
“Apa ya, sebulan lebih kami bergerak justru makin semangat. Memang lelah tapi menyenangkan. Oh iya, tujuannya kami ingin memburu senyuman paramedis dan relawan. Melihat mereka tertawa,” tandasnya.
(Alfrits Semen)