Bitung – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Bitung menggelar swiping terhadap penumpang anak-anak KM Labobar yang tiba di Pelabuhan Samudera Kota Bitung, Minggu (24/03/2019).
Swiping itu digelar untuk merespon surat Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI nomor SR.03.04/11/636/2019 tentang Kasus Luar Biasa (KLB) Polio yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Kepala KKP Kota Bitung, dr Pingkan M Pijoh MPHM mengatakan, sesuai instruksi Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, KKP harus meningkatkan pengawasan dan kesiapsiagaan terhadap penyakit polio di seluruh pintu masuk seperti bandara, pelabuhan dan pos lintas batas negara.
“Melalui upaya sebagai berikut, pertama, meningkatkan pengawasan alat angkut orang, maupun barang khususnya berasal dari daerah terjangkit KLB Polio, kedua, memastikan orang yang datang dari daerah terjangkit KLB Polio telah mendapat imunisasi polio dalam 12 bulan terakhir dengan menunjukan bukti dokumen,” kata Pingkan.
Dan kata Pingkan, apabila belum pernah mendapat imunisasi Polio agar diberikan imunisasi Polio di tempat, dan ketiga mencatat identitas lengkap kasus AFP yang ditemukan serta melaporkan ke Dinas Kesehatan setempat.
“Tiga hal inilah yang wajib KKP lakukan sesuai instruksi Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI,” katanya.
Adapun langkah KKP Kota Bitung kata Pingkan, dengan melakukan swiping penumpang anak-anak dari daerah Papua, yang masuk melalui Pelabuhan Samudera Kota Bitung yang datang dengan kapal milik PT Pelni yaitu KM Labobar berangkat dari daerah Jayapura Papua.
“Sehingga seluruh penumpang anak-anak berusia 15 tahun kebawah dilakukan vaksinasi atau imunisasi polio. Hal ini dilakukan agar wabah tidak menyebar di Sulawesi Utara,” katanya.
Pingkan juga mengatakan, sesuai data yang diterima tercatat ada 600 penumpang yang turun di dermaga Pelabuhan Samudera kota Bitung dan petugas KKP berhasil memberikan imunisasi kepada 83 penumpang anak-anak.
“Tadinya ada sejumlah orang tua yang enggan mengizinkan anaknya divaksin, tapi setelah diberikan penjelasan dari petugas kami, akhirnya mereka mau anaknya divaksin polio,” katanya.
(abinenobm)