
Manado – Penataan dan penertiban area pasar yang dilakukan oleh PD Pasar Manado disebut Dirut PD Pasar Fery Keintjem sebagai bagian dari pelaksanaan hasil rapat direksi.
Hal tersebut berdasarkan pada wewenang PD Pasar yaitu mengelola dan menata pasar tradisional sehingga penataan pasar hanyalah sebagian dari master plan PD Pasar.
“Penataan yang sementara dilakukan bukan karena perintah siapa-siapa. Bukan juga karena perintah Pak Walikota, tapi itu adalah hasil rapat direksi karena kami punya wewenang sepenuhnya terkait pasar tradisional di kota Manado,” tegas Fery.
Penataan pasar Bersehati yang saat ini dilakukan terhadap dua kelompok pedagang yaitu kelompok 8 dan kelompok 14 pun dipenuhi rumor, jika kelompok 8 telah bekerjasama dengan PD Pasar dan membongkar sendiri lapak mereka, maka beredar dipublik terkait penolakan kelompok 14 yang digadang-gadang akan mengakibatkan kerusuhan di pasar.
Terkait hal tersebut, Fery Keintjem mengaku telah membuktikan hal tersebut dan ternyata tidak ada masalah, dimana hasil pembuktiannya tersebut telah diposting di akun Facebooknya Senin (10/7/2017) kemarin.
“Kelompok 14 sejak 2015 sudah tidak pernah membayar dan ada surat pernyataannya dan permohonnannya untuk berjualan kembali bulan Desember 2016. Jika yang diminta hanya keadilan, maka kalau yang lain bayar, yang lain juga harus bayar. Ada yang bilang mau kacau. Saya buktikan, saya sendiri pagi-pagi perg ike Pasar Bersehati dan bertemu dengan kelompok 14, justru diajak untuk selfie. Kalau memang mereka membenci saya, tidak mungkin seperti itu, kami saling mengucapkan minal aidin dan selfie di pasar,” kata Fery.
Dengan tegas, Fery pun memastikan bahwa pihaknya lebih mengedepankan upaya persuasif daripada main kekerasan seperti yang telah digaungkan beberapa pihak di media karena terbukti para pedagang yang paham dan mau kerjasama telah membongkar lapak mereka sendiri dengan perjanjian soal keadilan dan pasar yang lebih baik.
“Catat! PD Pasar tidak pernah menggunakan preman atau orang mabuk yang bawa parang untuk penataan. Jajaran kami selalu turun langsung, jadi jangan sembarangan ngomong kalau PD Pasar pakai preman,” ucap Fery dengan tegas.
Banyaknya hantaman atau tudingan yang dinilai terlalu tendensius dari oknum-oknum kepada PD Pasar terutama terkait penataan yang sedang dilakukan, membuat Fery dan jajaran PD Pasar justru lebih semangat untuk menyelesaikan tugas menata pasar tradisional di kota Manado agar semakin baik, sebagaimana yang dikatakan Fery kepada BeritaManado.com.
“Jangan jadikan penataan pasar jadi urusan politik. Kami tidak akan gentar. Saya ibarat bola basket, yang jika dipukul dengan kuat maka akan semakin melambung tinggi. Kami akan tetap melaksanakan tugas kami dan penataan pasar tidak akan berhenti di kelompok 8 dan 14, tapi akan terus berlanjut di seluruh pasar tradisional di kota Manado,” tutupnya. (srisurya)