Perwakilan masyarakata Kelurahan Makawidey ketika menyampaikan aspirasi di DPRD soal tapal batas
Bitung – Camata Aertembaga, Sifri Mandak menyatakan tidak bermaksud untuk memprovokasi masyarakat Kelurahan Makawidey dengan Kasawari soal tapal batas. Ia mengaku hanya ingin memberikan penegasan soal batas wilayah kedua kelurahan mengingat ada sejumlah kelompok masyarakat yang mulai mempermasalahkan lokasi tapal batas.
“Sebagai pemerintah, tentu ketika mendengar informasi soal adanya sekolompok masyarakat yang mempermasalahkan tapal batas tentu saya harus segera meredam dengan menyampaikan batas wilayah yang sudah ada selama ini,” kata Mandak, Kamis (16/4/2015).
Untuk itu dalam setiap kesempatan, termasuk di rumah duka, Mandak mengaku selalu mensosialisasikan soal batas wilayah kedua kelurahan sesuai dengan batas wilayah yang telah ditetapkan oleh para camat sebelumnya.
“Permasalahan tapal batas Kelurahan Makawidey dan Kasawari inikan adalah warisan dari camat-camat sebelumnya yang tak terselesaikan. Makanya saaya ingin menyelesaikannya agar pejabat camat berikutnya tidak dipusingkan lagi soal tapal batas,” katanya.
Mandak juga mengatakan, soal batas wilayah yang ia sampaikan di sambutan duka yakni tempat fufu Erpack atau Tokambahu sesuai data yang sudah ada dari camat-camat sebelumnya. Dan dirinya hanya meneruskan apa yang menjadi patokan soal tapal batas kedua kelurahan.
“Kalau memang masyarakat keberatan, silakan datang dan kita diskusikan mencari solusi. Karena memang data yang ada pada kami, batas wilayahnya memang itu,” katanya.(abinenobm)