Manado – Dugaan masalah di lingkaran manajemen Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kandou Malalayang tak putus-putusnya. Masalah bahan bakar belum kelar, kini mengerucut jejaring calo medik yang memainkan sistem pengadaan obat buat pasien kurang mampu. Kurang ajarnya lagi, praktik tersebut ditengara “direstui” petinggi rumah sakit.
Pasalnya, calo yang disebut-disebut staf di dalam rumah sakit rutin menyetor hasil kerjanya ke petinggi RSUP Kandou. Jadilah praktik itu kekal dan sulit terbongkar.
“Iya karena oknum calo menyetor fee ke para petinggi rumah sakit sehingga ini sudah menjadi semacam jaringan, baik dalam pengadaan obat buat pasien kurang mampu bahkan juga diduga pada pengadaan alat kesehatan,” sebut sumber kepada beritamanado, Jumat (13/9), seraya minta namanya tidak ditulis.
Komisi IV DPRD Sulut yang membidangi masalah kesejahteraan, juga sudah mencium indikasi tak sedap ini. Personil Komisi Raski Mokodompit sebelumnya telah meminta Direktur RSUP Kandou dr Jolly Rumopa untuk membongkar praktik percaloan tersebut.
Namun, seperti biasanya, manajemen rumah sakit lewat Kabag Humas Awaludin dan Kasubag Humas Meike Dondokambey, langsung membantah dugaan tersebut.
“Tidak ada praktik percaloan di rumah sakit ini, semua pengadaan obat dan alat kesehatan mengikuti proses tender,” bantah Meike, siang tadi.
Bahkan kata Awaludin, cukup banyak peserta tender pengadaan dimaksud, tapi hanya 1 perusahan yang menang. “Dan yang menang bukan hanya perusahan itu-itu saja, yang pasti mekanismenanya jelas dan ikut aturan,” sergahnya. (ady putong)