
Tompaso – Lokasi percontohan tanaman cabe di Desa Pinabetengan Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa mendadak menjadi perhatian nasional saat kunjungan Menteri pertanian RI Suswono beberapa waktu lalu. Sayang, kerja sama antara Pemkab Minahasa dengan sebuah perusahaan yang mempromosikan pupuk organik, kini terancam gagal panen.
Dari pantauan BeritaManado, Jumat (16/5/2014) siang, buah cabe cukup banyak yang berguguran. Ada yang sudah berwarna merah, namun ada juga yang masih hijau. Yang cukup memprihatinkan adalah ada buah cabe yang sudah membusuk, padahal jika dilihat dari kejauhan buah cabe masih satu warna dengan daunnya yaitu hijau.
Di lokasi tersebut tak ada satu pun petani yang bisa dimintai keterangan. Sementara jika dibandingkan dengan jenis tanaman serupa yang menggunakan jenis pupuk lain di wilayah Langowan, kondisinya tidak seperti itu. Menurut para petani, kalau bukan karena terserag penyakit atau hama, tidak ada buah yang berguguran sebelum dipanen.
Mengenai hal ini, Ketua Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) Sulut Jerry Massie menanggapi dengan serius hal tersebut. Menurutnya sebaiknya Pemkab Minahasa melalui Dinas Pertanian, produsen atau distributor pupuk dan petani meninjau kembali formula pupuk yang digunakan. Mungkin saja ada cara penggunaan yang keliru.
“Tak ada salahnya jika program uji coba dengan menggunakan pupuk atau formula lain pada tanaman cabe di Minahasa ditinjau kembali. Mungkin ada yang salah disana. Sebisa mungkin dilakukan perbaikan. Jangan sampai lebih banyak petani dirugikan dengan hadirnya produk pupuk yang katanya bisa menghasilkan buah diluar musim,” ungkap Massie. (frangkiwullur)