MANADO – Taman Laut Bunaken merupakan salah satu ikon kebanggaan Sulawesi Utara yang terkenal di dunia. Namun keberadaan taman laut Bunaken saat ini memperihatinkan. Pasalnya, dari hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sulut, telah ditemukan kerusakan terumbu karang.
Hal tersebut terungkap dalam rapat bersama pengelolahan taman laut Bunaken antara pemerintah dan pihak terkait lainnya, yang digelar akhir pekan lalu di ruang rapat Asissten II Setda Prov Sulut. Rapat tersebut dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir Alex Wowor MSi.
Pada kesempatan itu, kepala BLH Sulut Olvie Ateng memaparkan hasil penelitian dan pengamatan keadaan lingkungan sekitar pulau Bunaken, dimana saat ini di temukan limbah cair, sampah dan kerusakan terumbu karang.
“Kerusakan terumbu karang kebanyakan karena tidak sadarnya wisatawan nusantara atau lokal untuk menjaga kelestarian terumbu karang, contohnya ditemukan banyaknya wisatawan yang menginjak terumbu karang saat menyelam sehingga menimbulkan kerusakan pada terumbu karang itu,” ujar Olvie.
Dilanjutkannya, kerusakan terumbu karang juga diakibatkan karena adanya global warming, keadaan merupakan faktor alam yang tidak bisa dihindari. Selain itu, masalah sampah juga menjadi perhatian khusus. Sampah musiman masih didapati di pulau Bunaken, sampah yang berasal dari kota Manado juga tidak lepas masih mengotori pulau Bunaken.
Sementara itu, Asisten II menyatakan masalah sampah harus ditangani secara bersama. “Tidak mudah untuk membersihkan sampah yang ada di pulau Bunaken, perlu ada kesadaran dari masyarakat juga, menangani masalah sampah harus dilaksanakan semua pihak. Sampah di pulau Bunaken harus ditata bersama dengan pemerintah kota Manado, pemerintah juga sedang berupaya mencari jalan keluar untuk menangani sampah agar tidak sampai mengotori Bunaken,” katanya.
Untuk itu diharapkan semua pihak yang terkait, bersama sadar untuk menjaga kelestarian alam pulau Bunaken dengan menjaga kehidupan terumbu karang dan tidak membuang sampah dengan sembarangan. (is)