Langowan, BeritaManado.com — Keberadaan Buku Baptis di dalam sebuah gereja sebut saja antara Gereja Katolik St. Petrus Langowan dan GMIM Schwarz Sentrum Langowan dipandang sebagai salah satu unsur penting dalam kaitannya dengan sejarah berdirinya dan perkembangan umat dari tahun ke tahun.
Buku baptis itu sendiri berdasarkan pengakuan beberapa tokoh dari dua gereja tersebut menjadi salah satu petunjuk atau sumber penelusuran sejarah masa lampau tentang berdirinya gereja dan mengenal tokoh-tokoh perintis.
Menurut Sekretaris Paroki St. Petrus Langowan Herman Kaligis bahwa menjaga Buku Baptis di secretariat paroki tidak sama dengan menjaga buku-buku di perpustaan secara umum, karena hal itu mirip dengan tanggung jawab menjaga barang berharga di sebuah brankas.
“Buku Baptis dan beberapa dokumen serta arsip penting milik gereja kalah jauh jumlahnya dengan ribuan buku yang ada di perpustaakaan umum. Akan tetapi yang membuat hal ini terasa istimewa adalah tanggung jawab agar jangan sampai ada satu pun catatan pembaptisan hilang,” kata Kaligis, Kamis (29/11/2018).
Sementara itu Pendeta Hani Londah STh yang mengemban tugas pelayanan di GMIM Schwarz Sentrum Langowan juga mengatakan hal senada, bahwa akan sangat sulit merekonstruksi sejarah berdirinya sebuah jemaat jika Buku Baptis tidak lengkap.
“Pihak kami juga sedang berupaya untuk mencari sumber-sumber yang bisa memberikan petunjuk keberadaan Buku Baptis di masa pelayanan perdana Pendeta Johann Gottlieb Schwarz dan Schaffsma. Untuk yang satu ini kami sedang menanti saat yang tepat untuk membuka sebuah brankas yang diduga kuat merupakan peninggalan Schwarz ataupun Schaffsma,” ujar Londah.
Dari penuturan kedua tokoh gereja tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa adalah sangat penting untuk menerapkan manajemen dokumentasi dokumen dan arsip gereja dalam berbagai bentuk, tak terkecuali foto seluruh komponen umat yang ada dalam suatu komunitas gereja, baik Katolik maupun GMIM.
(Frangki Wullur)