Manado – Aksi premanisme oleh kelompok tertentu kembali merebak. Sasarannya kali ini rumah ibadah. Hal ini ditanggapi serius oleh Forum Pemuda Lintas Gereja (FPLG) Sulawesi Utara (Sulut). FPLG resmi menolak segala bentuk intimidasi kebebasan beribadah.
“Negara tak boleh absen, hukum harus tegak, penegakan hukum harus optimal, memiliki kepastian tak boleh digerus kepentingan tertentu. Sekali lagi, kami harap pemerintah tegas, jangan biarkan aksi premanisme atas nama agama berkembang lebih jauh,” ujar Ketua FPLG Billy Lombok didampingi sekretaris Charles Lepar melalui press release yang diterima BeritaManado.com, Kamis (5/6/2014).
Forum ini menyesalkan ketika pemerintah terkesan tidak segera mengambil tindakan, bahkan diduga saat kejadian pimpinan daerah turut menyaksikan peristiwa penyerangan tersebut. “Sudah bukan jamannya lagi intimidasi, protes bisa saja tapi harus sesuai dengan etika hukum bukan hukum rimba,” jelas keduanya.
Kedua pimpinan pemuda gereja ini kemudian menyerukan kepada seluruh umat agar tetap tenang, berdoa dan jangan terprovokasi.
“Ini panggilan bersama, tidak ada persoalan dan permasalahan ditingkat kerukunan dan kebersamaan antar umat beragama, ini sudah jelas dan final, jangan terpancing dan mari terus dorong agar hal seperti ini tidak terulang lagi,” tutup Lombok. (*/quin)