Manado – Atmosfir bermasyarakat di kota Manado dan Sulawesi Utara pada umumnya saat ini sedang panas dikarenakan berbagai isu radikalisme hingga makar masih berkembang di media sosial.
Sebagai bentuk keprihatinan atas hal tersebut, Ketua Umum Ormas Kristen Benteng Nusantara Steven Pep Kembuan pada Senin (15/5/2017) kemarin memimpin aksi 155 di Kantor Gubernur Sulawesi Utara.
Bukan tuntutan makar atau radikalisme yang dibawa, tapi Benteng menyerukan perdamaian, sebagaimana yang disampaikan Ketua DPD Benteng Sulawesi Utara Meikel Maringka SH kepada BeritaManado.com.
“Kami membuktikan bahwa menyampaikan pendapat bisa dilakukan dengan tegas namun damai. Tuntutan-tuntutan kami pun bicara soal keadilan dan kasih yang jika semuanya telah terpenuhi, maka perdamaian lebih mudah terjadi,” ujar Meikel.
Benteng dengan tegas menuntut pemerintah membubarkan ormas yang anti Pancasila dan radikalisme serta sikap intoleran, semakin memperhatikan pembangunan yang menyentuh masyarakat secara langsung demi kesejahteraan rakyat dan menjamin setiap kebebasan warganya dalam menjalankan agamanya.
Kepada seluruh anggota Benteng untuk menjadi pelopor perdamaian, menerapkan kasih dan keadilan dalam hidup setiap hari.
— Meikel Maringka SH
Lanjutnya, Benteng pun memastikan anggotanya tetap menjadi garam dan terang dunia, menjadi pelopor perdamaian tapi tetap memonitor berbagai kebijakan pemerintah yang diharapkan lebih pro kepada rakyat.
“Kami selalu menekankan kepada seluruh anggota Benteng untuk menjadi pelopor perdamaian, menerapkan kasih dan keadilan dalam hidup setiap hari. Tapi itu bukan berarti kami lepas kontrol kepada pemerintah. Kami tetap memonitor itu, kalau ada yang mulai melenceng tentu harus diingatkan, tidak boleh didiamkan,” tambahnya. (srisurya,FG:Sandy)