Amurang – Anggkutan tradisional menggunakan kuda di Amurang, Minahasa Selatan (Minsel) yang disebut Bendi semakin terpinggirkan.
Betapa tidaak perkembangan semakin maju, membuat alternative mata pencarian bendi dengan sendirinya sudah banyak ditinggalkan.
Hal ini membuat, banyak kusir bendi terpaksa beralih pekerjaan ojek ataupun bertani. Meski masih ada beberapa yang tetap bertahan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minsel, khususnya pihak-pihak terkait, dimintakan perlu mulai memikirkan membuat terobosan agar angkutan tradisional masyarakat tetap bertahan di tengah kemajuan teknologi semakin meningkat di era globaliasi sekarang ini.
Menurut Recky Tambayong , bendi perlu ada penataan tersendiri agar mampu menghasilkan uang, selain itu perlu untuk memikirkan bendi dapat dijadikan transportasi unik bagi wisatawan. Asalkan pemerintah mampu membuat terobosan untuk memberdayakanya, imbuh Tambayong. (sanlylendongan)