Tombulu, BeritaManado.com – Ibadah Minggu (7/10/2018) pagi di GMIM Alfa-Omega Rumengkor, dipimpin Guru Agama (GA) Fenny Mamuaja.
Khotbah mengambil pembacaan alkitab, Kejadian 6: 9-22, Riwayat Nuh.
Dijelaskan GA Fenny Mamuaja, pembacaan alkitab ini sangat mengerikan menceritakan peristiwa air bah di zaman nabi Nuh.
“Bencana di Palu, Donggala dan Sigi sudah dinubuatkan oleh Tuhan melalui perenungan Firman Tuhan seperti pembacaan MTPJ GMIM minggu ini,” tutur GA Fenny Mamuaja.
Pembacaan alkitab, lanjut GA Fenny Mamuaja, menceritakan Allah menghapuskan semua makhluk kecuali keluarga Nuh.
Keluarga Nuh diselamatkan karena Nuh hidup bergaul dengan Tuhan, tidak bercacat celah, tidak melakukan kejahatan, sebaliknya Nuh melakukan yang diperintahkan Tuhan.
Ketaatan Nuh membuat bahtera yang besar di atas gunung. Menggunakan alat dan teknologi yang diberikan Tuhan kepada Nuh.
“Air bah (tsunami) di Palu dan Donggala hanya sekejap menimbulkan kerugian luar biasa, bandingkan air bah zaman Nuh selama 40 hari 40 malam,” terang GA Fenny Mamuaja.
Diingatkan, peristiwa bencana alam yang terjadi harus menjadikan umat percaya lebih dekat dengan Tuhan.
Semakin menghayati Firman sebagai umat ciptaan Tuhan. Jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak menyenangkan Tuhan.
“Tidak sekedar mendengar tapi melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan,” jelas GA Fenny Mamuaja.
Karena iman Nuh bisa membuat bahtera, melakukan sesuatu yang bagi manusia tidak mungkin namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
“Jika Yesus adalah nahkoda maka gelombang sebesar apapun menerpa gereja kita pasti diselamatkan,” tandas GA Fenny Mamuaja.
(JerryPalohoon)