Kawangkoan, BeritaManado.com — Jika hal ini benar, maka sudah sepatutnya warga masyarakat Kawangkoan berbangga.
Menurut pengakuan beberapa warga, bahwa pusat atau titik nol Minahasa ada di Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Utara.
Di halaman salah satu rumah warga yang ditinggali Tamdi Lonan ada sebuah batu yang berdiri tegak dengan ukuran sekitar satu meter lebih.
Di sekeliling batu tersebut terdapat enam belas buah batu kecil berjejer seperti membentuk segi empat, simana pada masing-masing sisi ada empat batu.
Pada salah satu bagian dari deretan batu-batu kecil itu ada semacam prasasti bertuliskan “Tuus 17 Lesar in Minaesa Winutul e Kumawangkoan 24 Dec (Desember) 2001”.
Pemerhati Sejarah dan Budaya Kawangkoan yang juga merupakan salah satu Staf Khusus Bupati Minahasa Stefen Supit menerjemahkan kata demi kata dari tulisan tersebut.
“Tuus artinya tanda. Winutul e Kumawangkoan berarti dipugar oleh Kumawangkoan. Secara umum saya bisa artikan itu adalah tanda batu 17, pusat Minahasa. Sedangkan tanggal 24 Desember 2001 adalah waktu dilakukannya perbaikan,” kata Supit.
Ditambahkannya, satu hal yang masih harus digali yaitu apa makna yang terkandung dalam tulisan dan ukiran angka 17 di prasasti dan salah satu bagian dari batu tegak lurus tersebut.
Hal yang sama juga turut mendapatkan tanggapan dari tokoh masyarakat Kawangkoan Yorie Rorimpandey, dimana menurutnya Tuus 17 Lesar in Minaesa merupakan peringatan atau kenangan pusar/pusat yang disatukan, sementara Winutul artinya diperbaiki.
Baik Supit maupun Rorimpandey, keduanya menuturkan ada baiknya dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai keberadaan batu tersebut untuk lebih memastikan bahwa itu benar sebagai pusatnya Minahasa. (Frangki Wullur)