
Manado – Menjamurnya permasalahan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bukan hanya dipicu oleh dikuranginya jatah BBM untuk dipasarkan kepada masyarakat, namun diduga karena tidak meratanya proses distribusi BBM. Pasalnya, tiap satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan menjadi panutan dalam hal penjualan BBM, terkhusus bensin dan solar. Kini BBM menjadi keluhan bagi semua sopir angkutan umum di Kota Manado. Maikel, salah seorang sopir mengutarakan kekesalannya pada SPBU.
Bagi Maikel, SPBU mesti tegas dan mematuhi aturan yang ada, dirinya bersama sopir angkutan umum lainnya merasa resah atas prektik monopoli BBM yang dilakukan pihak Pertamina (SPBU). ”Seharusnya pihak Pertamina tidak menerima pembelian dengan menggunakan galon, karena SPBU itu untuk kendaraan bermotor bukan untuk ditampung di galon atau langkah-langkah penyelundupan lainnya,” terang Maikel kesal.
Tambahnya lagi, pemerintah Kota Manado sepertinya lalai dalam melakukan pengawasan dan pemberian sanksi kepada beberapa SPBU yang melanggar aturan tersebut. ”Memang sering saya dengar ada Sidak di tempat-tempat SPBU, tapi sayang ‘Sidak itu nya ada dia p hasil’ (sidak yang dilakukan tak memberi hasil). Bagusnya pemerintah Kota Manado maupun provinsi kase sangsi padorang berani menjual BBM di galon,” papar pria yang telah 15 tahun menjadi sopir itu.
Kalau mendengar keluhan masyarakat, semestinya pemerintah langsung bertindak, bukan hanya diam saja, kata Maikel. Lanjutnya lagi, ulah sebagian besar pengusaha di kota ini sangat berlebihan dan perlu didisiplinkan. ”Torang warga kecil pe mau pemerintah itu tegas, soalnya sotalalu pengusaha-pengusaha di Kota Manado pe cara bisnis, memang nya perlu kase ampong, kalu langgar aturan silahkan pemerintah kase sangsi tegas,” tutup Maikel. (Am)