Manado – Hampir satu bulan lamanya, keluarga Kapten Kapal dan 9 ABK Tugboat Brahma 12 menanti kabar dari keluarga mereka yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf Filipina. Selama itu juga, keluarga menahan rindu, khawatir sekaligus kecewa atas apa yang dialami.
Dikunjungi BeritaManado.com di rumahnya, Sopitje Salemburung ibu Kapten Kapal Brahma, Pieter Tonsen Barahama mengatakan, keluarga sangat khawatir dengan kondisi anak mereka.
“Hampir satu bulan tidak ada kabar. Takutnya mereka tidak diberi makan atau disiksa,” ujar Sopitje, Jumat (22/4/2016).
Ditanya apakah keluarga puas dengan upaya pemerintah untuk membebaskan anaknya, keluarga mengaku belum sepenuhnya puas.
“Terima kasih kami sampaikan kepada mereka yang hingga sekarang berusaha untuk membebaskan anak kami. Tapi sampai sekarang, pemerintah tidak juga datang mengunjungi kami padahal kami hanya di Manado. Pernah yang datang dari Polda, itu pun tim DVI untuk mengambil contoh DNA, seolah anak kami sudah tidak ada. Uang korupsi banyak, kenapa untuk membebaskan anak kami dan rekan lainnya tidak bisa,” keluh Sopitje. (srisurya)