Manado – Walaupun kegiatannya molor yang direncanakan mulai pukul 11.00 WITA, masyarakat Nusa Utara tetap menunggu acara adat Tulude di Tugu Lilin akhirnya dimulai pukul 19.30 WITA, Jumat (3/2/2017).
Pesta Adat Tulude Kota Manado 2017 dengan Tema: Kasembau U Ghighile Su Sendinganeng Su Koko U Ruata, dihadiri Walikota Vicky Lumentut, Wawali Mor Bastiaan serta sejumlah pejabat dan tokoh budaya.
Prof. Dr. Orbanus Naharia, M.Si. selaku ketua panitia mengatakan, untuk mewariskan budaya sebagai warisan leluhur selaku generasi saat ini, berterima kasih kepada Pemeritah Kota Manado telah membiayai acara pelaksaan acara ini.
“Firman Allah akan membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat bagi mereka yang mengandalkan Tuhan. Hari ini terukir sejarah masyarakat Kota Manado asal Nusa Utara telah mencanangkan suatu pewarisan adat oleh leluhur atas kerjasama dengan pemerintah Kota Manado,” kata Orbanus Laharia.
Disisi lain Ketua Ikatan Kekeluargaan Sangihe Sitaro dan Talaud (IKISST) Sulut, Drs Agustinus Tahendung menjelaskan, arti Tulude ialah menolak/meningalkan tahun yang lama masuk pada tahun baru.
“Menurut falak orang-orang Sanger, Tulude sendiri diambil dari salah satu nama bintang ke 4 Tulude. Tulede bukan kita lihat proses pemotongan Tamo, tetapi kita mendengar kata-katanya karena itu berisi doa dan penyembahan,” ungkap Agustinus Tahendung.
Lanjutnya, kalau di Sanger Tulude di buat 31 Januari karena bertepatan dengan ulang tahun daerah Sangihe.
“Sekarang Sangihe sudah terbagi wilayah membuat orang bingung sebut apa? Padahal itu hanya pembagian wilayah pemerintahan, tetapi budaya orang Sanger, Sitaro, Talaud tetap satu,” pungkas Agustinus Tahendung. (YohanesTumengkol)