Manado – Batu Lana salah satu situs budaya yang dimiliki suku Bantik, ternyata belum dikenal masyarakat Sulut dan khususnya warga kota Manado. Padahal situs yang terletak di pantai Malalayang ini memiliki nilai sejarah yang diyakini dapat menjadi tujuan wisata di Sulut.
Diungkapkan Camat Malalang, Tresje Mokalu bahwa, Batu Lana bagi suku Bantik yakni telapak kaki dari para tetua atau nenek moyang Bantik. Dan salah satu niatnya akan menjadikan Baru Lana sebagai objek wisata di Sulut.
“Saya memiliki mimpi untuk menjadikan Batu Lana (telapak kaki) tetua Bantik sebagai salah satu tujuan wisata. Banyak masyarakat yang tidak tau letak dari Batu Lana ini. Padahal, lokasinya berada didepan jalan masuk terminal Malalayang tepatnya di pantai,” kata Mokalu.
Ditambahkannya, saat ini dirinya (Mokalu, red) telah berkordinasi dengan pemerintah kota untuk mewujudkan mimpinya menjadikan Batu Lana tujuan wisata.
“Saya sudah berkordinasi dengan pemerintah kota. Dan niat saya ini mendapatkan dukungan pemerinta. Rencananya, diseputaran Batu Lana akan diubah menjadi pantai yaang bertaburkan pasir putih, walaupun pasir tersebut diambil tempat lain. Sehingga para pengunjung Batu Lana, dapat memanjakan diri diatas pasir putih,” terang Mokalu sembari mengakui bahwa konsep pantai pasir putih Batu Lana telah dikantonginya.
Menanggapi rencana Camat Malalayang tersebut, kepala Dinas Pariwisata kota Manado, Hendrik Warokka menyambut baik niat Mokalu.
“Rencana Camat tersebut merupakan hal yang positif. Karena semua usulan baik masyarakat maupun pihak-pihak yang bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di kota Manado pasti mendapat dukungan pemerintah, apalagi saran dan usulan tersebut membantu pemerintah dalam mewujudkan Manado sebagai kota ekowisata,” tutur Warokka.(eka)