Munte – Waktu dua hari, Olvi warga Desa Munte, Kecamatan Likupang Barat, mengaku harus mencari uang Rp 6 juta, untuk diberikan pada Benny Mengko, Kadis Perhubungan Kabupaten Minut.
Pada BeritaManado.Com, Olvi mengungkapkan uang itu untuk membayar uang sewa dia dan suaminya menempati Terminal Pelabuhan Feri Munte untuk berjualan juga menetap sebagai waker ‘penjaga’ pelabuhan.
“Bacerita di telepon hari Senin, hari Rabu so bayar, Kadis minta bayar Rp 6 juta,” ujar Olvi
Keluhan Olvi pun disampaikan pada Kadis. Akhirnya dari permintaan Rp 6 juta, disepakati menjadi Rp 5 juta untuk pembayaran berjualan dan menetap selama setahun.
“Tahun lalu lebih murah, ini sudah dinaikkan harganya. Untung ada kapten kapal yang membantu, kapten itu yang kasih uang,” kata Olvi.
Diakuinya, dari berjualan kopi, makanan ringan, rokok dan lainnya. Ia bisa mendapat keuntungan seadanya. “Yah..kalo dikantin rame kalo so ada kapal feri maso. Cukuplah buat tabung bayar uang sewa tahun berikut. Takutnya tahun depan bisa naik lagi harganya,” jelas Olvi
Diceritakan Olvi, awalnya disitu tak ada listrik dan air. Olvi pun harus ambil ‘gate’ listrik dari rumah di perkampungan, begitu juga dengan air yang memerlukan selang sepanjang 300 meter.
“Kalo listrik torang bagate, ini air pake selang ada mesin dap, jadi klo mo bunung air, tinggal ba telepon, kong kase mati dari kampung,” ujar Olvi.
Sebagai waker, masalah kebersihan di pelabuhan itu menjadi tugas dari Olvi dan suaminya. Kadis Perhubungan Minut, Benny Mengko mengakui saat ini, listrik sudah ada, namun air yang belum ada. Terkait permintaan uang ‘sewa’ tahunan sebesar Rp 5 juta, itu dibantahnya.
“Tidak ada uang sewa, tidak ada itu. Saya tidak minta duit,” ujar singkat Mengko pada BeritaManado.Com. (robintanauma)