Airmadidi – PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) kembali dikeluhkan warga lingkar tambang khususnya Desa Resetlemen Kecamatan Likupang Timur Minahasa Utara (Minut).
Diduga akibat limbah yang diproduksi dari aktifitas perusahaan emas tersebut, warga lokal kini kesulitan mendapat air bersih.
“Sekarang hampir semua perkebunan di desa kami tidak lagi berfungsi. Kalau dulu tanah kami subur, sekarang sudah tidak bisa ditanami lagi,” keluh Joy, salah satu warga Desa Resetlemen, Senin (21/3/2016).
Dikatakan Joy, saat ini kualitas air tanah di desanya semakin tidak layak konsumsi gara-gara telah berwarna biru. “Kami menduga ini gara-gara sudah tercemar limbah tambang,” timpalnya seraya menambahkan saat ini warga setempat hanya mendapat air bersih yang disuplay dari PT MSM/TTN.
Hal tersebut juga mendapat sorotan dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Minut. “Yang sangat disayangkan, limbah pertambangan tersebut sudah mencapai sekitar 14 hektar. Warga juga sudah semakin takut, karena jika terjadi longsor, bisa-bisa Desa Resetlemen terancam tertutup longsor,” kata Ketua GMBI Howart Marius.
Apalagi lanjut Marius, masyarakat lokal tidak diakomodir untuk bekerja di MSM dan TTN. “Padahal sesuai kesepakatan, terkait pekerja harus 75 persen warga lokal. Tetapi sampai sekarang tidak diberlakukan,” kritik Marius seraya mendesak agar pemerintah secepatnya menangani masalah ini sebelum menimbulkan kerugian yang lebih besar.(findamuhtar)