Amurang—Dahulu kala, orang tua di Amurang menyebut, kalau Sungai Ranoyapo ada penjaganya. Dan ternyata, itu semua benar. Penjaga dimaksud ada beberapa ekor buaya. Bahkan, buaya tersebut sudah banyak makan korban.
Ceritanya, tahun 2000-an, salah satu warga Buyungon diterkam buaya saat melakukan penangkapan ikan. Tapi, warga Buyungon tersebut tidak sampai meninggal dunia. Dia selamat, walau melakukan perlawanan dengan buaya itu. Dia hanya mengalami luka robek di bagian betis dan bokong. Dan bulan September 2012 ini, dua ekor hewan kuda, meninggal lantaran diterkam buaya.
Konon, cerita orang tua Amurang tidak ditanggapi warga sekitar. Namun, setelah tahu bahwa benar sungai Ranoyapo ada penunggunya, yaitu buaya. Maka, banyak orang langsung merasa takut. Tapi, tidak untuk para penambang galian C.
‘’Ya benar, cerita ada buaya di sungai Ranoyapo, seperti kata tua-tua tersebut ada buktinya. Bahkan, seperti awal cerita. Dimana, warga Buyungon saat melakukan penangkapan ikan tiba-tiba jatuh ke sungai dan langsung diterkam buaya. Untung, korban tersebut tak meninggal dunia. Jadi, kalau juga ada yang menyangka mustahil bahwa sungai Ranoyapo tidak ada buaya itu namanya orang tersebut suka diam,’’ kata Ober Mongkareng, warga Buyungon.
Menurutnya, sekarang pun sudah harus hati-hati. Bagaimana pun, warga harus ekstra hati-hati untuk melakukan aktifitas penambang galian C. Sebab, warga sendiri tak mengetahui langsung posisi buaya berada dimana.
‘’Memang, hewan kuda yang meninggal berada di Desa Rumoong Bawah. Maka, dari itu saatnya kita harus hati-hati terus,’’ tamba Mongkareng. (and)