Airmadidi-Sebagian besar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di lingkup Pemkab Minahasa Utara (Minut) menghabiskan waktunya untuk melaksanakan tugas kantor.
Hanya sebagian kecil ASN yang memiliki usaha lain di luar kantor, padahal mereka masih memiliki potensi untuk bekerja usaha lain.
Potensi ini yang coba dilatih Sekretariat KORPRI Minut kepada para ASN khususnya mereka yang mendekati usia pensiun, agar dapat berwirausaha.
Dengan demikian setelah pensiun, ASN tidak hanya bergantung pada dana pensiun yang diterimanya.
“Bisa saya katakan, proses pensiun itu proses pemiskinan. Kenapa? Karena waktu pejabat eselon II, pendapatan bisa sampai Rp30juta baik itu dari tunjangan kinerja, tunjangan jabatan, honor dan kegiatan lain-lain. Jadi ketika sudah pensiun, dengan pendapatan hanya Rp4-5 juta sedangkan keperluan masih tinggi, biasanya kena post power syndrome atau merasa masih berkuasa,” kata Asisten II Pemkab Minut Marthino Dengah SH ketika membuka kegiatan Pelatihan Kewirausahaan yang digelar Sekretariat KORPRI Minut, 13-14 Desember 2016 di Hotel Sutanraja.
Dengah juga memuji Sekretaris KORPRI Vicky Wantania atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini cukup cerdas. Mengingatkan kita agar selagi masih ASN, juga harus bisa berwirausaha untuk masa tua yang lebih sejahtera,” kata Dengah.
Sementara itu, Sekretaris KORPRI Vicky Wantania mengatakan, kegiatan pelatihan ini adalah kali kedua dilaksanakan, sasarannya adalah ASN anggota KORPRI pra purna bhakti atau yang memasuki tahun pensiun.
Para peserta menerima serangkaian materi dari sejumlah pemateri, baik dari Pemkab Minut, Sekretariat KORPRI Sulut, akademisi dan Bank Dana Raya.
“Hasil yang diharapkan adalah dengan kegiatan ini dapat membantu membangkitkan potensi ASN anggota KORPRI agar dapat mengembangkan inovasi menjadi wirausaha, khususnya di saat memasuki masa pensiun,” pungkas Wantania.(findamuhtar)