Manado – Wakil Ketua DPP GP ANSOR Benny Ramdhani dalam rilisnya kepada wartawan, Senin (29/11/2016) mengatakan saat ini sudah ada Ormas atau yang tidak lagi secara sembunyi-sembunyi, namun sudah secara terbuka telah melakukan serangan terhadap Pancasila dan NKRI.
Kedaulatan dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus tetap dijaga dan dikawal karena sejak diproklamasikan, para Founding Fathers telah menetapkan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
“Mereka tidak pernah mengakui bentuk Negara, sistem demokrasi dan pemerintahan yang ada sesuai mandat konstitusional,” ujar Benny Ramdhani.
Menurutnya kelompok-kelompok seperti ini tidak layak untuk hidup dan dibiarkan dalam negara demokrasi kita.
“NKRI masyarakatnya sangat prural, yang sangat menghormati keberagaman dan kebhinekaan, yang melindungi kelompok suku bangsa dan agama dan sejak didirikan sepakat menjadikan Pancasila sebagai Ideologi,” ungkapnya.
Menurut dia sejak negara ini didirikan, para pendiri negeri ini sepakat menjadikan Pancasila sebagai ideologi.
“Mereka (Ormas anti Pancasila), yang tidak punya saham dalam mendirikan negara ini, tidak berhak untuk mengatur negara ini. Mereka tidak layak berasa di negara ini,” tegas Brani panggilan tenarnya.
Senator perwakilan Sulawesi Utara ini menyebutkan GP ANSOR sudah sejak lama meminta negara untuk hadir secara terbuka menghadapi dan berani membubarkan organisasi atau kelompok yang berpotensi mengancam NKRI.
“Sejak beberapa tahun terakhir ini GP ANSOR Banser mendapatkan instruksi dari ketua umum mencabut dan membersihkan atribut Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mengusung tema khilafah bahkan menghentikan dan membubarkan aksi Ormas ini,” tegas Benny Ramdhani yang juga empat kali anggota DPRD Sulut ini.
Dia mengajak seluruh kelompok yang berada di Front nasionalis, Front Pancasila dan seluruh elemen masyarakat bersama-sama membantu pemerintah dan TNI serta Polri menghadapi para Ormas anti Pancasila.
“NKRI harga mati. Tidak boleh diganggu gugat. Ormas anti pancasila san NKRI tidak layak hidup di negara ini,” pungkasnya (***/Rizath Polii)